Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan pihaknya memproyeksikan kenaikan BI Rate ke level 6% tidak berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum, di mana hingga akhir September 2023 LDR BRI (bank only) berada pada level manageable di kisaran 88%.
Dia menyebutkan BRI akan melakukan review suku bunga secara berkala dan terus membuka peluang untuk penyesuaian suku bunga kredit.
"Untuk Cost of Fund [CoF] kami proyeksikan akan sedikit naik namun masih terkendali,” ujarnya pada Bisnis, Senin (23/10/2023).
Saat dihubungi terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari pun mengatakan tahun ini pihaknya bakal meningkatkan penyaluran KUR dengan masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro).
“Selain itu, kami juga menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN,” ujarnya pada Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Baginya, sinergi tersebut nantinya dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan UMKM. Tak hanya itu, aksi tersebut pun bisa membuat BRI mampu menciptakan sumber-sumber baru pendapatan (new sources of income) sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis Perseroan (new growth engine).
Baca Juga
Tercatat, hingga akhir Agustus 2023 BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp91,65 triliun kepada lebih dari 2 juta debitur, dengan NPL terjaga di level 2,42%. Sektor yang mendominasi penyaluran KUR BRI yakni sektor produksi dengan proporsi mencapai 56,19%.
Disamping itu, secara umum BRI telah berhasil men-disburse kredit kepada UMKM senilai Rp257,95 triliun hingga akhir kuartal II/2023. Angka ini naik 19,09% YoY dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 sebesar Rp216,77 triliun.