Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) merespons langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan alias BI rate ke level 6%.
Perlu diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%.
Kenaikkan ini untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak meningkat tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor.
Generali Indonesia memandang langkah bank sentral mengerek BI rate adalah untuk menjaga stabilitas rupiah dan menjaga stabilitas makro.
Head of Investment Generali Indonesia Ignatius Philip menilai dengan terjaganya stabilitas makro, maka diharapkan akan menghadirkan iklim ekonomi yang lebih kondusif yang menunjang pertumbuhan berbagai industri, termasuk industri asuransi.
Sesuai dengan karakternya, Ignatius mengatakan investasi terus mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu, dari berbagai faktor, baik sosial ekonomi dan lainnya.
Baca Juga
“Tentunya perubahan ini akan memicu penyesuaian strategi investasi dan alokasi investasi Generali pada berbagai instrumen untuk menjaga dan meningkatkan kinerja investasi secara berkelanjutan,” kata Ignatius kepada Bisnis, Minggu (29/10/2023).
Dalam alokasi dan pengelolaan portofolio investasi, Ignatius menyatakan Generali Indonesia mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan juga memiliki proses pengawasan, baik dari komite investasi, regional, maupun secara grup.
Pengelolaan alokasi investasi, ungkap Ignatius, juga menerapkan berbagai strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, baik untuk strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Adapun dalam menerapkan strateginya, Generali Indonesia mengatur pemilihan portofolio secara seimbang, melalui kepemilikan pada saham-saham blue chip, saham-saham dari dengan kapitalisasi besar (big cap), maupun saham-saham dengan kapitalisasi kecil (small cap).
“Sesuai dengan konsep investasi, nilai saham fluktuatif karena dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti sentimen pasar, kenaikan suka bunga, dan lain-lain,” pungkasnya.