Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) mengungkap perolehan premi perusahaan didominasi oleh group business atau corporate solution. Kemudian disusul oleh jalur keagenan dan bancassurance.
Adapun dikutip dari laporan keuangan Generali Indonesia per Juni 2024, pendapatan premi perusahaan mencapai Rp1,65 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan Rp1,55 triliun per Juni 2023.
Capaian Generali ini berbeda trend industri, di mana Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat kanal bancassurance masih mendominasi dengan pendapatan premi sebanyak Rp36,92 triliun atau naik 1,3% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp36,43 triliun. Pada semester I/2023, premi dari kanal bancassurance mengalami penurunan sebanyak 16,8% dari Rp43,77 triliun pada semester I/2022.
Sementara itu, premi berdasarkan kanal keagenan mencapai sebanyak Rp27,94 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut meningkat 3,4% yoy dari Rp27,03 triliun pada semester I/2023, di mana sebelumnya turun 5,7% yoy dari Rp28,66 triliun. Sementara itu premi dari kanal distribusi alternatif mengalami peningkatan 3,8% menjadi Rp23,64 triliun.
“Di Generali Indonesia sendiri, perolehan premi hingga semester I/2024 didominasi oleh group business atau corporate solution dan disusul oleh jalur keagenan dan bancassurance,” kata Chief Marketing Officer Generali Indonesia Vivin Arbianti Gautama kepada Bisnis, Selasa (3/8/2024).
Vivin mengatakan yang terpenting bagi perseroan adalah bisa terus menjangkau nasabah seluas-luasnya dari masing-masing titik pemasaran, untuk bisa menyediakan proteksi asuransi seluas mungkin.
Baca Juga
Menurut dia masing-masing jalur distribusi memiliki karakteristik dan segmen pasarnya masing-masing. Ke depannya, pihaknya yakin di setiap kanal distribusi ini akan terus tumbuh seiring terus berkembangnya kondisi ekonomi dan sosial yang dibarengi dengan menguatnya literasi dan stimulus pertumbuhan asuransi.
Secara keseluruhan, AAJI mencatat pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp88,49 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut naik 2,6% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Laporan kinerja bisnis asuransi jiwa tersebut pada periode ini disajikan berdasarkan data laporan keuangan dari 56 perusahaan asuransi jiwa.
Di sisi lain, klaim kesehatan industri asuransi jiwa masih mengalami peningkatan mencapai 26% yoy menjadi Rp11,83 triliun.Total aset industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp616,91 triliun yang mana naik 0,3% yoy. Sementara total tertanggung mencapai 113,68 juta yang mana naik 28,4% yoy.