Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut terdapat tiga indikator keuangan penting yang harus dijaga oleh pemain perusahaan pembiayaan (multifinance) alias leasing.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi salah satu indikator keuangan yang penting di industri ini.
“Jangan sampai BOPO rasio di atas 100%, dia nggak untung, BOPO rasio kami masih di 77% secara industri,” kata Suwandi dalam sesi diskusi di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (31/10/2023).
Suwandi menuturkan indikator BOPO merupakan rasio yang menentukan profibilitas suatu perusahaan pembiayaan. Selain BOPO, Suwandi menuturkan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) juga penting di industri pembiayaan.
“Ketiga, debt to equity ratio atau rasio utang terhadap ekuitas, apakah dia masih punya ruang untuk tumbuh,” imbuhnya.
Suwandi menjelaskan ketiga rasio ini menjadi indikator penting untuk perusahaan pembiayaan,
Baca Juga
Merujuk data Statistik Lembaga Pembiayaan periode Agustus 2023 yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (12/10/2023), industri perusahaan pembiayaan tercatat memiliki rasio BOPO di level 77,30% pada Agustus 2023.
Jika dilihat sepanjang Januari 2023—Agustus 2023, rasio BOPO di industri pembiayaan mengalami efisiensi. Di mana, tingkat efisiensi ini semakin terlihat pada posisi Agustus 2023.
Sementara itu, rasio NPF yang dimiliki perusahaan pembiayaan terjaga di level 2,66% pada delapan bulan pertama 2023. Angka ini membaik dibandingkan dengan posisi Juli yang berada di level 2,69%.