Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premi Asuransi Jiwa Diprediksi Rebound Tahun Depan, Tembus Rp192,2 Triliun

Proyeksi rebound premi terlihat dari pola asuransi jiwa yang memiliki kecenderungan tumbuh di setiap tahunnya.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta./ Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksikan premi industri asuransi jiwa akan mengalami rebound dengan nilai mencapai Rp192,2 triliun pada 2024.

Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, GCG AAJI Fauzi Arfan mengatakan proyeksi rebound itu terlihat dari pola asuransi jiwa yang memiliki kecenderungan tumbuh di setiap tahunnya.

“Kami yakin di 2024, kami estimasikan di 2024 pendapatan premi asuransi jiwa akan mengalami rebound. Kami estimasikan sekitar Rp192,2 triliun,” kata Fauzi dalam acara Webinar Insurance Outlook 2024, Selasa (7/11/2023).

Sementara di tahun ini, Fauzi melihat industri asuransi jiwa masih dihadapi tantangan, salah satunya untuk mengedukasi pasar dan penjual terhadap produk tradisional maupun produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (Paydi) atau lebih dikenal dengan unit-linked.

“Kami yakin di akhir tahun ini masa belajarnya sudah selesai sehingga kami yakin di 2024, masyarakat secara fluent dan lancar menjual produk-produk Paydi maupun tradisional akan terus tumbuh,” ujarnya.

Adapun sampai dengan akhir 2023, AAJI memproyeksikan pendapatan premi asuransi jiwa masih terkontraksi menjadi Rp183 triliun.

Fauzi menjelaskan salah satu penyebab penurunan premi ini karena adanya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Paydi yang akan berdampak terhadap shifting penjualan unit-linked lantaran proses penjualan unit-linked mengalami beberapa pengetatan.

AAJI menyadari sejak adanya SEOJK Paydi membuat bisnis asuransi terutama unit-linked mengalami koreksi. “Jadi, tahun ke tahun terutama pada 2023 pendapatan premi industri asuransi mengalami sedikit koreksi,” imbuhnya.

Namun, Fauzi menyebut SEOJK Paydi membuat pendapatan premi asuransi jiwa menjadi lebih sehat.

Jika dilihat dari sisi produk secara detail, AAJI memproyeksikan produk asuransi tradisional mengalami kenaikan, sedangkan unit-linked mengalami penurunan pada 2023. Rinciannya, produk tradisional diproyeksi menyentuh Rp87,6 triliun dan produk unit-linked mencapai Rp95,4 triliun pada 2023.

Selanjutnya, raihan premi asuransi jiwa diproyeksi masih didominasi dari kanal bancassurance sebesar Rp78 triliun pada 2023.

Menyusul keagenan yang diproyeksi akan sedikit mengalami koreksi menjadi Rp57 triliun pada tahun ini, sedangkan kanal distribusi lainnya senilai Rp48 triliun, yaitu dengan adanya kanal digitalisasi.

“Kanal digitalisasi sedikit mengalami perbaikan dari waktu ke waktu dan diestimasikan ke depan pun adanya perbaikan dari pendapatan premi asuransi yang datangnya dari kanal digitalisasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper