Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Lempar Handuk' Bisnis Konsumer, ke Mana Arah Standard Chartered dan Citibank?

Akan ke mana arah bisnis bank-bank asing di Indonesia, seperti Standard Chartered dan Citibank, setelah menyerah mengolah bisnis konsumer?
Papan nama Standard Chartered terpasang di depan sebuah gedung, di Jakarta./Reuters-Darren Whiteside
Papan nama Standard Chartered terpasang di depan sebuah gedung, di Jakarta./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA -- Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) hingga Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menjual lini bisnis ritel konsumer mereka di Indonesia. Lantas, akan ke mana arah bisnis bank-bank asing itu setelah menyerah mengolah bisnis konsumer?

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bank-bank asing seperti SCBI dan Citibank memilih menjual bisnis konsumer mereka karena sejumlah faktor. Salah satu faktor adalah kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak yang memaksa bisnis harus lebih efisien.

Menurutnya, perang Rusia dan Ukraina yang memanas membuat supply chain bergetar dan menjadikan distribusi barang tidak lancar sehingga harga barang naik. Inflasi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa pun merangkak naik yang kemudian direspons dengan peningkatan suku bunga The Fed.

"Peta strategis bisnis bank asing pun terkena imbas membuat mereka mengubah fokus bisnis, tidak lagi main di ritel, tetapi ke habitat awal yaitu institutional banking," ujar Amin kepada Bisnis pada Selasa (21/11/2023).

Menurutnya, strategi penjualan lini bisnis ritel konsumer di Indonesia pun akan mengubah arah bisnis bank asing ke depan.

"Segmen komersial dan korporasi milik bank asing akan lebih berkembang, termasuk institutional banking. Kemudian, karena mereka [bank asing] akan fokus di bisnis tersebut, jadinya bisa prospektif dan menyaingi bisnis [institutional banking] bank dalam negeri," tutur Amin.

Adapun, Pengamat Ekonomi dan Perbankan Binus University Doddy Ariefianto mengatakan penjualan bisnis konsumer milik bank asing dikarenakan bank asing kalah saing dengan bank-bank lokal.

"Karena persaingan bisnis terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Standard Chartered pun yang menjual bisnis ritelnya tidak lagi getol mengembangkan bisnisnya di sektor itu [bisnis ritel]," katanya kepada Bisnis.

Sementara, arah bisnis bank asing menurutnya akan lebih menyasar lini bisnis institutional banking. "Bisnis seperti wealth management bagi bank asing itu bisa menjadi daya tarung khusus. Bisnis ini bisa membuka akses investasi di luar negeri. Kemampuan advisori yang menjadi alat bisnis wealth management dari bank asing juga lebih baik," katanya.

Sebelumnya, sejumlah bank asing telah menyerah mengolah bisnis konsumer di Indonesia dengan cara menjualnya. SCBI misalnya menjual lini bisnis konsumernya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).

Bisnis konsumer yang dijual SCBI ke Bank Danamon antara lain portofolio konvensional kartu kredit, kredit perorangan (personal loan), kredit pemilikan rumah (mortgage), dan auto loan.

Untuk saat ini, pengalihan bisnis konsumer dari SCBI ke Bank Danamon masih dalam proses. “Masih progres, di bulan Desember kami eksekusinya, sebelum akhir tahun,” kata Wakil Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia Hafid Hadeli pada akhir pekan lalu Sabtu (18/11/2023). 

Cluster Chief Executive Officer Indonesia and Asean Markets Standard Chartered Andrew Chia sempat menyebut bahwa penjualan lini bisnis konsumer SCBI itu merupakan bagian dari pembaruan strategi perusahaan pada 2021.

Strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk fokus pada penyediaan produk wealth management dan deposito yang inovatif kepada nasabah prioritas. 

Selain itu, langkah itu juga mempercepat agenda digitalisasi untuk melayani nasabah mass retail dan terus mengembangkan bisnis corporate, commercial and institutional banking (CCIB).

Sementara Citibank telah merampungkan penjualan bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia. Lini bisnis konsumer yang dijual mencakup bisnis perbankan ritel, kartu kredit, dan pinjaman tanpa agunan, serta perpindahan karyawan. 

Tak hanya di Indonesia, Citi juga menjual lini bisnis konsumernya itu ke UOB di tiga negara lainnya, yakni Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Citi dan UOB pertama kali mengumumkan transaksi penjualan bisnis konsumer pada Januari 2022. Penjualan di Malaysia dan Thailand telah selesai pada tanggal 1 November 2022. Kemudian disusul di Vietnam yang rampung pada 1 Maret 2023.

Di Indonesia, pengalihan atas bisnis consumer banking Citi Indonesia kepada UOB Indonesia berlaku efektif pada Sabtu, 18 November 2023.

Citi Country Officer untuk Indonesia Batara Sianturi mengatakan penjualan lini bisnis konsumer merupakan bagian dari strategi Citigroup. Adapun, dengan penjualan lini bisnis konsumernya, Citibank akan fokus untuk melayani para klien institusional di Indonesia baik secara lokal, regional, maupun global.

"Kami fokus untuk mengembangkan bisnis institusional Citi di Indonesia, melayani klien di pasar, secara regional dan global melalui jaringan kami untuk mendukung kebutuhan lintas batas," kata Batara. 

Selain SCBI dan Citibank, PT Bank ANZ Indonesia juga telah melepas divisi retail mereka ke PT Bank DBS Indonesia pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper