Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa suku bunga the Fed atau Fed Funds Rate masih berpotensi naik pada Desember 2023.
Meski demikian, berdasarkan asesmen terbaru BI dan perkembangan pertemuan FOMC terakhir, Perry mengatakan probabilitas kenaikan FFR pada Desember 2023 lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
“Masih ada kemungkinan naik, tapi probabilitasnya turun. Pernah kami sampaikan 40%, sekarang probabilitasnya masih ada 10%, jadi rendah,” katanya dalam Konferensi Pers, Kamis (23/11/2023).
Perry mengatakan, aktivitas ekonomi di Amerika Serikat masih cukup kuat. Laju inflasi di negara itu pun sudah menunjukkan tren penurunan, tetapi cenderung lambat.
Pada Rapat Dewan Gubernur 23-24 November ini, BI memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 6%, setelah dinaikkan sebesar 25 basis poin bulan lalu.
Perry mengatakan keputusan mempertahankan suku bunga acuan tersebut tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Juga
Selain itu, keputusan ini juga merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampak terhadap inflasi barang impor, sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2-4% pada 2023 dan 1,5-3,5% pada 2024.
“Sejauh ini, sampai informasi hari ini, kami yakin suku bunga 6% konsisten dengan pencapaian inflasi tahun depan 2,5% plus minus 1% dan juga stabilitas nilai tukar rupiah,” jelas Perry.