Bisnis.com, JAKARTA – Bank Saqu, layanan bank digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang dimiliki oleh Astra Financial dan WeLab, kian gencar memperluas fitur untuk membidik generasi produktif Tanah Air.
Pasalnya, banyak generasi muda saat ini yang tengah membangun karier melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM), serta menjelma menjadi solopreneur.
Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto mengatakan Bank Saqu menawarkan layanan perbankan digital yang mempermudah nasabah untuk mengelola finansialnya dengan baik melalui saku yang dapat dipersonalisasi.
“Beberapa tahun belakangan ini, banyak masyarakat yang memiliki beberapa akun bank sekaligus untuk membantu mengatur keuangan. Dengan fitur ini, maka pengelolaan keuangan bisa dilakukan dengan mudah lewat satu akun bank,” jelasnya dalam The 18th Annual MarkPlus Conference yang dikutip, Senin (18/12/2023).
Adapun, dia menyebut fitur unggulan tersebut bernama Saku merupakan fitur kantong (saku) uang untuk memisahkan dana sesuai fungsinya.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengelola dana dalam 20 kantong atau saku, memudahkan pengelolaan keuangan, khususnya bagi solopreneur, pekerja lepas, dan karyawan tetap dengan pekerjaan tambahan.
Baca Juga
Dia menilai produk Saku diharapkan dapat menggantikan kebutuhan akan beberapa akun bank sekaligus untuk pengaturan keuangan yang lebih efisien.
Lebih lanjut, Leo dengan produk dan layanan yang komprehensif, sekaligus sesuai dengan tren, tentunya membuat pengembangan tersebut berdampak positif pada kinerja perusahaan.
Dengan misi penuh hadiah, Nasabah Bank Saqu juga diajak untuk menyelesaikan berbagai misi mulai dari membuka akun, melakukan transfer menggunakan BI-FAST, melakukan transaksi dengan QRIS, mereferensikan teman dan keluarga, dan hingga berkesempatan meraih bonus dana tunai hingga Rp1 juta per hari dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Tak hanya itu, Bank Saqu pun menawarkan layanan bagi nasabahnya untuk bertransaksi sambil menabung lewat fitur Tabungmatic.
Kinerja Bank Jasa Jakarta (BJJ)
Sebagai informasi, di tengah upaya transformasi untuk bersaing dengan bank digital, Bank Jasa Jakarta (BJJ) telah meraup keuntungan. Setidaknya hingga kuartal III/2023, BJJ telah meraup laba bersih Rp47,37 miliar.
Meski begitu, laba bank susut 10,53% pada September 2023 dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,95 miliar.
BJJ sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang melesat 140,54% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp402,1 miliar pada kuartal III/2023. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) bank pun naik dari 3,19% pada September 2022 menjadi 5,18% pada September 2023.
Namun, BJJ mencatatkan pembengkakan sejumlah beban. BJJ misalnya mencatatkan peningkatan beban tenaga kerja dari Rp75,74 miliar pada September 2022 menjadi Rp131,89 miliar pada September 2023.
Beban promosi juga membengkak dari Rp2,61 miliar menjadi Rp3,8 miliar. Sementara, beban lainnya melonjak dari Rp34,77 miliar menjadi Rp206,91 miliar. Alhasil, beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 77,78% menjadi 89,3%. Semakin tinggi rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Seiring dengan laba, aset bank turun 4,34% yoy menjadi Rp11,23 triliun pada kuartal III/2023. Simpanan nasabah juga turun 12,65% yoy menjadi Rp4,97 triliun. Meski begitu, penyaluran kredit BJJ naik 21,81% yoy menjadi Rp2,96 triliun pada periode yang berakhir pada 30 September 2023.