Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan cadangan devisa Indonesia masih akan mengalami fluktuasi pada 2024.
Hal ini dikarenakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih cukup besar pada tahun ini.
“Mengenai tahun 2024, nampaknya tekanan terhadap rupiah masih akan cukup besar dan cadangan devisa kemungkinan akan cukup fluktuatif,” katanya kepada Bisnis, Jumat (5/1/2024).
Di sisi lain, Riefky mengatakan cadangan devisa pada 2024 juga berpotensi terjaga, yang didukung oleh kebijakan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) SDA di dalam negeri dan adanya kemungkinan the Fed menurunkan suku bunga.
Dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS pada 2024.
Sementara itu, Riefky memperkirakan posisi cadangan devisa pada Desember 2023 akan mengalami penurunan, yaitu ke kisaran US$137,2 miliar hingga US$137,5 miliar.
Baca Juga
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada November 2023 mencapai US$138,1 miliar, naik dari posisi pada Oktober 2023 yang sebesar US$133,1 miliar.
BI menyatakan, posisi cadangan devisa pada November 2023 dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI juga menilai bahwa cadangan devisa pada November 2023 mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.