Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim telah meraup laba bersih Rp1,47 triliun sepanjang 2023.
Laba tersebut turun 4,54% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih sepanjang 2022 Rp1,54 triliun.
Berdasarkan laporan tahunannya, Bank Jatim sebenarnya mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 2,64% yoy dari Rp4,91 triliun pada 2022 menjadi Rp5,04 triliun pada 2023.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pun naik dari 5,11% menjadi 5,57%.
Namun, Bank Jatim mencatatkan pembengkakan pada beban operasional lainnya 9,42% yoy dari Rp3,5 triliun menjadi Rp3,83 triliun.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank pun naik dari 76,15% menjadi 77,27%.
Baca Juga
Adapun, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) Bank Jatim susut dari 1,95% menjadi 1,87%. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga turun dari 16,24% menjadi 13,96%.
Dari sisi intermediasi, Bank Jatim telah menyalurkan kredit Rp53,39 triliun sepanjang 2023, tumbuh 18,98% yoy. Aset pun naik tipis 0,8% yoy menjadi Rp103,85 triliun.
Pertumbuhan kredit diiringi perbaikan kualitas aset, di mana rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Jatim turun dari 2,83% pada 2022 ke 2,49% pada 2023.
Dari sisi pendanaan, Bank Jatim telah meraup jumlah simpanan nasabah Rp75,84 triliun pada 2023, turun dari jumlah simpanan nasabah per 2022 sebesar Rp79,92 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dalam laporan tahunan menjelaskan secara umum Bank Jatim telah memenuhi harapan para pemangku kepentingan pada 2023. Berbagai target yang telah ditetapkan telah terealisasi pada 2023.