Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat suku bunga kredit baru perbankan sudah mulai melandai pada akhir 2023. Adapun, BI masih mempertahankan laju suku bunga acuannya pada awal 2024.
Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru telah mengalami tren moderasi sejak Agustus 2023 hingga Desember 2023.
Per Desember 2023, suku bunga kredit baru mengalami penurunan 27 basis poin (bps) dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dari 9,70% menjadi 9,43%.
"Kondisi ini mencerminkan moderasi dampak kenaikan BI7DRR sejak Juli 2022 terhadap kenaikan suku bunga kredit baru," tulis BI di laporan asesmen pada Rabu (17/1/2024).
Rata-rata bergerak (RRB) tiga bulan suku bunga kredit baru turun sebesar 16 bps secara bulanan (month-on-month/MoM) menjadi 9,71%.
Penurunan suku bunga kredit baru terjadi pada seluruh kelompok bank, khususnya pada bank pembangunan daerah (BPD) dan kantor cabang bank asing (KCBA), masing-masing sebesar 78 bps dan 67 bps. Adapun, penurunan di kelompok BUMN dan BUSN berturut-turut sebesar 12 bps dan 7 bps.
Baca Juga
Sementara itu, pada awal tahun ini BI masih menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 16-17 Januari 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
"Suku bunga perbankan tetap rendah dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang memadai," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (17/1/2024).
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Hera F. Haryn mengatakan sejak suku bunga acuan BI berada dalam tren tinggi pada pertengahan 2022, BCA relatif belum melakukan penyesuaian ke tingkat suku bunga kredit di segmen ritel, khususnya UKM dan konsumer.
Hera mengatakan dalam menentukan suku bunga, pihaknya akan mencermati perkembangan suku bunga acuan BI serta dinamika makroekonomi ke depan.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Teuku Ali Usman mengatakan dalam menjalankan penyesuaian suku bunga pinjaman maupun simpanan, Bank Mandiri akan mempertimbangkan pada kondisi likuiditas. Bank Mandiri juga mempertimbangkan strategi pengembangan usaha dan kondisi eksternal.
“Kami memperkirakan suku bunga kredit masih akan stabil di kuartal I/2024, dengan tetap memperhatikan faktor risiko, likuiditas dan kondisi di pasar,” ujarnya.