Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai tingginya kredit macet pinjaman online (pinjol) yang terjadi di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) salah satunya dipicu oleh informasi mengenai pinjol yang tidak dibarengi dengan peningkatan literasi.
Perlu diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa NTB masuk ke dalam wilayah dengan rasio kredit macet 90 hari (tingkat wanprestasi 90 hari) atau TWP90 tertinggi pada November 2023, yakni berada di angka 5,80%.
“Terkait dengan provinsi NTB, saya rasa faktornya adalah masuknya informasi mengenai pinjol yang tidak dibarengi dengan peningkatan literasi,” kata Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda kepada Bisnis, dikutip pada Rabu (7/2/2024).
Selain faktor literasi, Huda menambahkan bahwa hal lai juga dipengaruhi dari geliat ekonomi sektor terkait pembangunan dan pembiayaan NTB meningkat.
Huda mengatakan bahwa pertumbuhan sektor konstruksi NTB sekitar 14% di kuartal II/2023, sedangkan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) hanya sekitar 1%.
“Artinya, banyak orang yang merasakan dampak pembangunan konstruksi sehingga masyarakat mencari pembiayaan. Makanya sektor jasa keuangan perbankan dan lainnya juga meningkat cukup signifikan,” ungkapnya.
Baca Juga
Sebelumnya, OJK mencatat terdapat 10 provinsi dengan kredit macet atau tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) di industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lend
Merujuk data Statistik P2P lending November 2023 yang dipublikasikan OJK pada Selasa (30/1/2024), Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi dengan kredit macet tertinggi per November 2023. Angka kredit macet di provinsi NTB mencapai 5,80%.
Bukan hanya itu, kredit macet yang dicatatkan NTB lebih tinggi dibandingkan industri yang hanya di level 2,81% pada periode tersebut. Namun, kredit macet NTB sedikit membaik 0,01% dari Oktober 2023 yang berada di angka 5,81%.
Jika dilihat dari sisi jumlah rekening, OJK mencatat terdapat 137.555 penerima pinjaman aktif di NTB dengan outstanding pinjaman Rp501,67 miliar pada 11 bulan pertama tahun lalu.
Kredit macet pinjol tertinggi juga terjadi di wilayah Jawa Barat yang mencapai 3,67%. Angka ini membaik dibandingkan posisi Oktober 2023 di level 3,75%.
Selain NTB dan Jawa Barat, regulator juga mencatat DKI Jakarta menjadi wilayah dengan kredit macet pinjol tertinggi di urutan ketiga. Kredit macet pinjol di DKI Jakarta berada di angka 2,83% pada November 2023.
Berikutnya, di urutan keempat dengan kredit macet tertinggi adalah Jawa Timur di level 2,81%. Angka ini sama dengan kondisi industri fintech P2P lending pada November 2023.