Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengapresiasi kinerja sektor jasa keuangan pada 2023 yang tumbuh positif. Termasuk permodalan perbankan yang tumbuh 27,65% dia atas negara-negara di kawasan.
Selain itu kredit perbankan juga masih bisa tumbuh di double digit yakni 10,38% dan ekonomi Indonesia masih sangat baik di angka 5,05%, serta inflasinya terkendali di 2,57%, devisa negara mencapai US$145 juta dan neraca dagang surplus pada Rp 570 triliun.
Kendati demikian, Jokowi meminta sektor jasa keuangan tetap berhati-hati dan waspada terutama karena ketidakpastian dan situasi geopolitik yang mungkin terjadi.
"Saya kira angka seperti ini yang optimis terhadap ekonomi 2024 tapi tetap harus hati-hati dan waspada karena ekonomi global berubah dengan sangat cepat, distrubsi teknologi yang terus terjadi tadi saya sampaikan geopolitik belum jelas akan kemana," papar Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Jokowi mengatakan sektor jasa keuangan harus belajar terhadap krisis yang terjadi pada tahun 1998, krisis global pada 2008, serta jatuhnya Silicon Valley Bank pada tahun lalu. Menurutnya kejadian-kejadian tersebut membuat sektor jasa keuangan harus berhati-hati dalam menjaga industri keuangan dan ekonomi Indonesia.
Kepala negara meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan inklusi dan literasi, di mana inklusi telah mencapai 75% sementara literasi keuangan masih pada angka 65% pada 2023. Jokowi juga meminta UMKM perbankan dan asuransi kredit perbankan untuk UMKM perlu ditingkatkan.
Baca Juga
“Saat ini [UMKM perbankan] masih 19%, jadi perlu sebuah terobosan, perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit terhadap perbankan agar UMKM kita tumbuh dengan baik,” katanya.