Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah pun sepakat hal yang membuat investor asing tergiur menanamkan modalnya di sektor perbankan Indonesia, karena margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang ditawarkan sangatlah tinggi.
Tercermin, NIM di Indonesia kerap di atas 5%, cenderung tinggi dibanding di luar negeri yang berada di level 3%
Ke depan minat investor asing akan terus berlanjut. Sayangnya, kata Piter, bila minat investor asing ingin membuka bank baru, tentu ini berbenturan dengan makin sempitnya peluang.
“Sekarang ini peluang untuk masuk [investor asing] makin terbatas, karena izin perbankan boleh dikatakan hampir sulit. Ini lantaran OJK berusaha untuk membatasi atau bahkan mendorong jumlah bank di Indonesia tidak lebih banyak,” ucapnya.
Baginya, yang paling memungkinkan adalah melalui jalur akuisisi.
“Iya jadi, membeli bank yang eksisting, seperti bank kecil. Nah itu peluangnya juga sulit, karena tidak banyak bank yang bisa diakuisi,” tutupnya.