Bisnis.com, NUSA DUA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) membagikan pengalaman dalam penerapan teknologi informasi untuk jaminan kesehatan di Indonesia melalui Information and Communication Technology (ICT) 2024.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa ekosistem digital yang dibangun dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi salah satu best practice (praktik baik) pengelolaan jaminan sosial dunia. BPJS Kesehatan sendiri saat ini memiliki 267,78 juta peserta.
“Sejak program JKN diimplementasikan kami berkomitmen untuk terus berinovasi, mengembangkan solusi-solusi terkini untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah, cepat, dan setara kepada para peserta JKN yang tidak lepas dari peranan teknologi informasi,” kata Ghufron dalam konferensi The 17th International Social Security Association (ISSA) International Conference on Information and Communication Technology In Social Security (ICT 2024) 6–8 Maret 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (6/3/2024.
Ghufron menuturkan bahwa dalam pengelolaan program JKN, ekosistem digital sudah terbangun dan saling terhubung satu sama lain, baik secara internal BPJS Kesehatan dan ekosistem fasilitas kesehatan, perbankan, kementerian dan lembaga terkait, hingga peserta dan badan usaha.
Adapun saat ini BPJS Kesehatan terhubung dengan lebih dari 23.000 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3.000 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Dengan cakupan layanan JKN yang luas, serta jumlah transaksi yang tinggi, dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menjalankan program tersebut,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Ghufron menyampaikan bahwa penggunaan artificial intelligence (AI) juga menjadi salah satu game changer dalam penyelenggaraan Program JKN. Pemanfaatan ICT bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan layanan kepada peserta.
Sementara itu, Presiden ISSA Mohammed Azman mengatakan bahwa komitmen terhadap manfaat yang dapat diakses dan ditingkatkan ini datang dari penyelenggara BPJS Kesehatan.
Sistem inovasi yang dilakukan BPJS Kesehatan secara signifikan mengurangi penipuan, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan jumlah pengajuan klaim tepat waktu, yang menunjukkan kekuatan transformatif teknologi dalam mengoptimalkan layanan jaminan sosial.
Perlu diketahui, ISSA merupakan organisasi internasional terkemuka di dunia yang beranggotakan institusi-institusi jaminan sosial, departemen/lembaga, pemerintah, dan institusi lain yang mengelola/menyelenggarakan satu atau beberapa bidang jaminan sosial. Pada tahun 2024, Konferensi ICT mengangkat tema “Data-driven transformation for a smart, resilient and inclusive social security”.
ISSA dibentuk pada 1927 di bawah naungan International Labor Organization (ILO). Saat ini, ISSA memiliki kurang lebih 350 members institution dari kurang lebih 160 negara. Keanggotaan ISSA berasal dari beberapa continent/regional, diantaranya Afrika, Amerika, Asia dan Pasifik, serta Eropa.