Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa rancangan peraturan baru terkait Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bakal terbit tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan melalui RPOJK ini, pihaknya meminta bank untuk transparan mengenai pengenaan bunga kredit pada debitur.
“Hal ini mengingat masyarakat memiliki informasi yang objektif dan memadai untuk dapat memilih penawaran suku bunga yang paling kompetitif," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (17/3/2024)
Menurutnya, melalui mekanisme pasar dengan kebijakan standarisasi komponen pada laporan keuangan sebagai pembentuk SBDK, otomatis akan membuat persaingan suku bunga perbankan menjadi sehat.
Artinya, dampak yang bakal dirasakan dari transparansi bunga kredit yang tertuang dalam RPOJK, akan membuat nasabah alias calon debitur bakal lebih matang dalam mempertimbangkan tawaran suku bunga tiap perbankan.
Alhasil, pada akhirnya aturan ini akan mendorong kompetisi antar pemain bank memberikan bunga terbaik di pasar.
Baca Juga
Lebih lanjut, OJK juga menyebut transparansi suku bunga ini siap diterbitkan untuk mengendalikan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan yang masih tinggi dan terus naik.
Sebagaimana diketahui, rasio bunga bersih atau NIM adalah selisih antara suku bunga kredit yang diberikan perbankan dengan suku bunga yang dibayarkan kepada pemilik dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan atau pinjaman dana dari pihak lainnya.
Makin besar angka NIM mengindikasikan bahwa potensi keuntungan perbankan dari dana yang disalurkan semakin besar.
Berdasarkan data OJK, NIM perbankan terus berada dalam tren peningkatan. Tercatat, per Desember 2023, NIM di Indonesia mencapai 4,92%, naik 12 bps secara tahunan (year on year/yoy) dari tahun sebelumnya yang hanya 4,8%
Kondisi di Perbankan
Berdasarkan laporan keuangan sepanjang 2023, sejumlah bank nyatanya mencatatkan NIM yang tinggi, apalagi untuk para pemain bank-bank dengan layanan digital.
Misal, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) besutan kongsi crazy rich Chairul Tanjung, grup Salim PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) misalnya yang mencatatkan NIM tinggi sebesar 9,01% pada 2023, naik 231 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar 6,7% pada 2022.
Kemudian PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) juga melaporkan NIM sebesar 18,39% pada 2023, naik 456 bps dari sebelumnya 13,83% pada 2022.
Bahkan, Bank Digital BCA alias blu mencatatkan kenaikan NIM mencapai 200 bps menjadi 5,36% pada 2023 dari sebelumnya 3,36% pada 2022.
Tak hanya dari bank kecil, bank jumbo terus memperbesar keuntungan atas penyaluran kredit perseroan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) bertengger di posisi puncak peraih rasio margin bunga bersih tertinggi 6,84% sepanjang 2023, naik 4 basis poin (bps) dibanding capaian tahun sebelumnya, yakni 2022 sebesar 6,8%.
Beralih ke swasta nasional, rasio margin margin bunga bersih (NIM) PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berada di level 5,54% sepanjang 2023, naik 20 basis poin (bps) dari sebelumnya 5,34% pada sepanjang 2022.
Pemain bank jumbo lainnya, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatat NIM 2023 sebesar 5,25% naik 9 bps dari sebelumnya 5,16% pada 2022.
Sementara, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatat sepajang 2023, rasio margin bersih berada di level 4,58% naik 23 bps dari 2022 sebesar 4,81%.