Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Stabilitas Rupiah, BI Rate Diproyeksi Tetap 6% pada Maret 2024

BI diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan 6% untuk kelima kalinya dalam RDG yang berakhir 20 Maret 2024.
Pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. - Bloomberg/Rosa Panggabean
Pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. - Bloomberg/Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2024.

Untuk diketahui, BI akan mengumumkan hasil RDG pada Rabu, 20 Maret 2024. Dengan proyeksi tersebut, BI berarti akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan 6% untuk kelima kalinya.

BI menaikkan suku bunga acuan terakhir kalinya pada Oktober 2023, dengan kenaikan sebesar 25 basis poin dari 5,75% menjadi 6%.

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan bahwa suku bunga acuan diperkirakan tetap di level 6% pada Maret 2024 dikarenakan volatilitas global yang masih tinggi.

“BI Rate masih tetap, belum bergerak, diperkirakan pelonggaran baru dilakukan pada semester II/2024,” katanya kepada Bisnis, Selasa (19/3/2024).

Banjaran mengatakan, tingkat inflasi di dalam negeri masih cukup terkendali meski terjadi kenaikan pada komponen harga bergejolak (volatile food).

Pada Februari 2024, inflasi pada komponen inti tercatat rendah sebesar 1,68% secara tahunan, juga relatif stabil dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, inflasi volatile food pada Februari 2024 tercatat sebesar 8,47% secara tahunan, naik dari 7,22% pada bulan sebelumnya.

“Inflasi volatile food seasonal, Insyaallah pada kuartal II/2024 akan terjaga,” jelas Banjaran.

Di sisi lain, Banjaran mengatakan bahwa nilai tukar rupiah masih cukup tertekan hingga pertengahan Maret ini dan memang masih memerlukan langkah stabilisasi dari BI.

Bisnis mencatat, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (18/3) melemah 0,59% ke level Rp15.691 per dolar AS.

Pelemahan ini juga sejalan dengan mata uang lain di kawasan Asia, misalnya yen Jepang yang turun 0,03%, dolar Singapura turun 0,02%, dolar Taiwan turun 0,13%, won Korea Selatan turun 0,31%, dan peso Filipina turun 0,05%.

Adapun pada pembukaan perdagangan Selasa pagi (19/3), rupiah kembali tercatat melemah 0,25% pada level Rp15.730 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper