Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank DBS Indonesia memberikan fasilitas kredit sebesar US$10 juta atau Rp158,88 miliar (asumsi kurs Rp15.887 per dolar AS) kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk. (INDR)
Nantinya, fasilitas ini akan digunakan untuk membiayai pengembangan infrastruktur yang menghubungkan kompleks pabrik Indorama yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat dengan jaringan listrik nasional, untuk bertransisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara captive.
Managing Director, Head of Group Strategy, Transformation, Analytics & Research di DBS Indonesia Bimo Notowidigdo mengatakan strategi keberlanjutan menjadi agenda makin penting bagi negara dan perusahaan-perusahaan.
“Kami sangat senang dapat mendukung Indorama dalam perjalanan dekarbonisasinya, seperti transisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara captive,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/4/2024)
Lebih lanjut, proyek ini juga akan membantu meningkatkan efisiensi energi di kompleks pabrik dan berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon dari Indorama.
Managing Director dan Group Chief Financial Officer Indorama V.S. Baldwa mengatakan Indorama akan memantau jadwal proyek sekaligus mengukur dan melaporkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) setiap tahunnya ke Bank DBS Indonesia.
Baca Juga
“Pembiayaan ini makin memperkuat hubungan jangka panjang kami dengan Bank DBS Indonesia dalam mendukung komitmen agenda keberlanjutan mereka,” ujarnya.
Sebagai informasi, DBS Indonesia mencatatkan laba bersih senilai Rp1,69 triliun sepanjang 2023. Nilai ini menjadi rekor laba bagi bank milik investor asal Singapura tersebut.
Laba yang diraih DBS Indonesia sepanjang tahun lalu tumbuh 87,83% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang senilai Rp899,65 miliar.
Kinerja ini didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 15% yoy. Return on Equity (ROE) perseroan juga meningkat signifikan menjadi 15,94% dari 9,94% pada 2022, sedangkan Return on Assets (ROA) meningkat menjadi 2,06% dari 1,21% pada tahun lalu.
Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya.
Presiden Direktur DBS Indonesia Lim Chu Chong menjelaskan 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan seperti adanya faktor geopolitik, masa pra-pemilu, dan juga rangkaian kebijakan finansial yang memengaruhi berbagai kondisi ekonomi di Indonesia. Namun demikian, perseroan bisa meningkatkan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara keseluruhan.
"Hal ini ditunjang oleh pengambilan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan serta mencerminkan keputusan investasi strategis Bank dan responsivitas terhadap dinamika pasar," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (27/3/2024).
Selain itu, Untuk mempertahankan kinerja dan pertumbuhan usaha, Bank DBS Indonesia terus mendongkrak kinerja kredit, baik pada sektor korporasi maupun ritel.
"Pada sektor korporasi, peningkatan kredit terutama berasal dari pemberian kredit yang berbasis keberlanjutan atau Environment, Social, and Governance [ESG]," ujar Lim.
Sepanjang 2023, Bank DBS telah meningkatkan pemberian fasilitas pembiayaan berbasis ESG dengan total senilai Rp6,10 triliun, meningkat dari Rp1,12 triliun pada tahun sebelumnya.