Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing ramai melakukan aksi jual saham, terutama terhadap emiten perbankan menjelang momen lebaran. Harga saham bank-bank jumbo seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pun jeblok.
Saham BBRI misalnya menjadi saham yang paling banyak dilepas asing pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) dengan nilai net sell asing Rp191,96 miliar di semua pasar. Dalam sepekan perdagangan, saham BBRI dijual oleh asing dengan nilai Rp1,74 triliun.
BMRI pun mencatatkan net sell asing senilai Rp64,65 miliar di semua pasar pada penutupan perdagangan akhir pekan ini. Dalam sepekan perdagangan, saham BMRI mencatatkan net sell asing Rp2,18 triliun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan net sell asing dalam sepekan perdagangan di semua pasar Rp893,81 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pun mencatatkan net sell asing di semua pasar pada perdagangan sepekan terakhir sebesar Rp1,39 triliun.
Seiring dengan ramainya aksi jual asing terhadap saham bank jumbo, harga sahamnya pun jeblok. Harga saham BBRI misalnya turun 0,88% pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) dan ditutup di level Rp5.650. Harga saham BBRI juga turun 6,61% dalam sepekan. Alhasil, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), harga saham BBRI merosot 1,31%.
BMRI mencatatkan penurunan harga saham 0,73% pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) ke level Rp6.825. Dalam sepekan harga saham BMRI turun 5,86%. Meskipun, harga saham BMRI masih naik 12,81% ytd.
Baca Juga
Harga saham BBNI juga turun 0,93% pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) menjadi Rp5.300. Dalam sepekan, harga saham BBNI merosot 10,17%. Kemudian, harga saham BBNI turun 1,4% ytd.
Harga saham BBCA juga turun 0,25% pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) ke level Rp9.825. Dalam sepekan, harga saham BBCA juga turun 2,48%. Meskipun, BBCA masih mencatatkan kenaikan harga saham 4,52% ytd.
Adapun, penurunan harga saham bank jumbo ini terjadi setelah momen pembayaran dividen. Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar bulan lalu, bank-bank jumbo sepakat untuk menebar dividen tinggi kepada pemegang sahamnya.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan sentimen dividen terhadap kinerja harga saham pun telah berlalu alias priced-in. Kemudian, sentimen harga saham bank-bank jumbo menjelang lebaran dipengaruhi oleh sejumlah hal.
"Dinamika penentuan suku bunga The Fed atau BI [Bank Indonesia] itu akan menentukan kinerja saham bank big caps," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.