Bisnis.com, JAKARTA — Bank syariah Abu Dhabi, yakni Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) dikabarkan bakal mengakuisisi 15% saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI.
Melansir dari Reuters pada Rabu (17/4/2024) sumber yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa keduanya tengah berdiskusi atas pembelian saham minoritas dengan nilai sekitar US$1,1 miliar atau setara dengan Rp17,88 triliun (asumsi kurs Rp16.247 per dolar AS).
Adapun, tujuan dari aksi ini adalah untuk memanfaatkan pertumbuhan yang cepat terkait layanan keuangan Islam di Asia Tenggara.
Potensi akuisisi sebesar 15% saham BRIS dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) diketahui menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan Abu Dhabi Islamic Bank.
Akan tetapi, sumber tersebut menegaskan bahwa diskusi ini masih dalam tahap awal dan belum ada jaminan kesepakatan.
Ketika dikonfirmasi, ADIB dan BRI kompak menolak untuk memberikan komentar.
Baca Juga
Sementara, Corporate Secretary BSI Gunawan Hartoyo tidak dapat memberikan informasi lebih jauh, lantaran dia menyebut hal ini sepenuhnya ranah pemegang saham perseroan.
"Yang bisa kami katakan adalah bahwa informasi di atas berada dalam domain para pemegang saham kami," katanya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat aset perbankan syariah sebesar Rp845,61 triliun per Januari 2024, naik 10,49% dari periode yang sama tahun lalu Rp765,36 triliun.
Sebelumnya pada tahun lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa investor global menginginkan kepemilikan saham di BRIS hingga 20% atau lebih tinggi dari penawaran yang diberikan seiring dengan adanya rencana divestasi saham BSI (BRIS) oleh BRI dan BNI.
Dalam roadshow ke Timur Tengah pada awal Oktober lalu, Erick mengatakan sebagian investor global ingin masuk sebagai pemegang saham BSI dengan komposisi sebesar 15%-20%. Adapun tawaran yang diberikan berkisar di angka 10% hingga 11%.
“Mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10%, tidak seperti yang kami tawarkan hanya 10% - 11%. Kalau bisa 15% atau 20% sehingga menjadi strategic partner,” kata Erick dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Dengan kondisi tersebut, Erick menyatakan bahwa para pemegang saham BSI, yakni BRI, BNI, dan Mandiri perlu melakukan diskusi ulang terkait hal itu.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI per 31 Maret 2024, terdiri atas Bank Mandiri yang menggenggam 51,47% saham, diikuti BNI sebesar 23,24%, dan BRI mencapai 15,38%. Sementara itu, kepemilikan publik atas saham BSI sebesar 9,87%.