Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi jiwa PT Axa Mandiri Financial Services (Axa Mandiri) mencatatkan premi bruto sebanyak Rp11,68 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut sedikit menurun 4% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengungkapkan bahwa penurunan premi bruto tersebut sebenarnya sesuai dengan rencana perseroan. Di mana terdapat peralihan dari produk single premium ke regular premium.
“Karena pada tahun sebelumnya kami banyak menjual produk single premium, dan kami tahu produk single premium mempunyai segmen-segmen tertentu. Portofolio kami mau lebih sehat dengan produk-produk dengan pembayaran berkala, makanya memang secara intensi kami me-reduce [mengurangi] single premium,” papar Handojo ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2024).
Handojo menambahkan bahwa pihaknya ingin memperbanyak portofolio dari bisnis regular premium termasuk produk tradisional. Ke depan, dia mengatakan bahwa pihaknya ingin tetap sustainable (berkelanjutan) dan portofolio yang sehat menjadi salah satu kuncinya.
Ke depan, Handojo juga optimistis bisnis baru perseroan akan terus bertumbuh pada tahun ini. Bahkan pihaknya memiliki ambisi supaya pertumbuhannya mencapai double digit. Sementara itu, untuk managing portofolio, dia mengatakan pihaknya akan lebih balance lagi dari portofolio single premium maupun portofolio investasi, dan proteksi.
“Kami akan lebih banyak lagi ke proteksi dan ritel bisnis. Kami melihat pengembangan ritel bisnis masih banyak potensi. Terutama kami dengan model yang bancassurance dan nasabah-nasabah dari Bank Mandiri, tentunya segmen mikro juga [berpotensi],” tandasnya.
Baca Juga
Sepanjang 2023, AXA Mandiri telah membukukan laba bersih sebanyak Rp1,33 triliun pada 2023. Angka tersebut meningkat sebanyak 13,2% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan dengan Rp1,17 triliun pada 2022.
Perseroan juga telah membayarkan total klaim bruto sebesar Rp10,11 triliun pada 2023. Adapun jumlah tertanggung yang dilindungi mencapai 3,8 juta. Dari sisi aset, perseroan membukukan aset sebanyak Rp41,11 triliun per Desember 2023 yang mana naik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp40,15 triliun.
Tingkat kesehatan finansial perseroan yang dilihat dari Risk Based Capital (RBC) masih terjaga mencapai 519,24%, meningkat dari 477,58% pada 2022. Angka tersebut lebih dari empat kali lipat dari batas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 120%.