Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat CIMB Niaga (BNGA) Genjot Kredit Konsumer Saat KPR Tumbuh Terbatas

CIMB Niaga masih terus mengandalkan produk dengan suku bunga fixed panjang yaitu 6,28% untuk tenor 15 tahun dengan penalti rendah 1%.
Karyawan melayani nasabah di CIMB Niaga Digital Lounge, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di CIMB Niaga Digital Lounge, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mengatur strategi dalam menumbuhkan kredit konsumer hingga bisa mencapai dobel digit saat kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan tumbuh terbatas. 

Head of Secured Lending Business & Consumer Credit Underwriting CIMB Niaga Djojo Boentoro memproyeksikan kredit konsumer masih akan tetap prospektif di sejumlah segmen.

Sementara itu, KPR yang tumbuh terbatas, lantaran ketatnya persaingan di pasar seiring dengan BI Rate yang masih tertahan 6,25% sejak April 2024. Tercatat, BNGA telah menyalurkan KPR mencapai Rp43 triliun pada Mei 2024, tumbuh 2,4% yoy.

 “Saat ini mortgage marginnya terlalu tipis. Suku bunga mortgage fixed tiga atau lima antara 4%-5,5%. Pricing-nya di bawah BI Rate,” ujarnya usai agenda Tren Properti & Green Mortgage 2024, Senin (1/7/2024).

Dia menggambarkan bahwa pihaknya masih terus mengandalkan produk dengan suku bunga fixed panjang yaitu 6,28% untuk tenor 15 tahun dengan penalti rendah 1%.

“Sementara itu, rata-rata produk di pasar fixed di pasar rendah sekali tapi penalti besar bisa sampai 5%, nah sekarang tinggal pasar memilih,” ujarnya. 

Lebih lanjut, menurutnya dengan kondisi ekonomi yang menantang, pihaknya akan lebih berhati-hati dalam mendorong pertumbuhan KPR. Bahkan, menurutnya jika segmen tersebut hanya menumbuhkan keuntungan yang tipis, artinya tidak perlu didorong secara ekstra.

Sebaliknya, saat ini perseroan akan lebih fokus mengarahkan mesin pertumbuhan bisnis consumer banking yang lebih profitable, yakni dari sisi personal loan dan oto loan.

Tercatat, kredit kendaraan bermotor (KKB) melalui CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) tumbuh di atas 15%, juga unsecured loan.

“Nanti kalau margin yang tipis di genjot, nanti profit bank enggak terlalu bagus. Jadi kita harus portofolio mix, supaya memastikan profit bank secara keseluruhan terjaga baik. Jadi, di-absord [serap] dengan yang profitable lebih banyak oke dong,” ujar pria yang kerap disapa Boen tersebut.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada Mei 2024, kredit konsumsi tumbuh sebesar 10,1% dibanding bulan sebelumnya 10% per April 2024. 

Bila dirinci, kredit pemilikan rumah tumbuh 14,3% dari bulan sebelumnya 14,2%. Kemudian, kredit kendaraan bermotor (KKB) dan multiguna masing-masing tumbuh 9,5% dan 7,7%, ketimbang bulan sebelumnya yang tumbuh 10,7% dan 7,3%. 

Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memang sempat menuturkan bahwa kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat secara umum yang membuat perlambatan pertumbuhan kredit konsumer.

“Iya sepertinya akan begitu [pertumbuhan kredit konsumer tidak akan kencang hingga akhir tahun], terutama untuk kredit pemilikan rumah,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper