Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank-bank besar, seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), berupaya mengembangkan aplikasi super alias superapp pada 2024. Superapp dinilai mampu mengerek dana murah (current account saving account/CASA) yang diincar bank di tengah tantangan tingginya suku bunga acuan pada 2024.
BNI misalnya berupaya meningkatkan porsi dana murah lewat superapp yang baru diluncurkan yakni wondr by BNI. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan BNI memang tahun ini berupaya mengerek CASA-nya untuk menghadapi tantangan likuiditas di tengah tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Terbaru, BI telah mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 19-20 Juni 2024.
Dalam RDG pada April 2024, BI telah memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya atau BI Rate 25 basis poin (bps) dari 6% ke 6,25%. Kenaikan suku bunga acuan saat itu menjadi yang pertama kali sejak Oktober 2023.
Menurutnya, tingginya suku bunga acuan akan menekan biaya dana (cost of fund/CoF). Perbankan pun mengakalinya dengan mengerek porsi dana murah.
"Di tengah likuiditas ketat, BNI berkomitmen menjaga pertumbuhan DPK [dana pihak ketiga] khususnya berbasis transaksi agar dapat terus tumbuh sesuai dengan market," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (8/7/2024).
Pada kuartal I/2024, BNI memiliki dana murah sebesar Rp543,5 triliun atau 69,7% dari DPK. Nilai dana murah naik 6% secara tahunan (year on year/yoy). Adapun porsi dana murah pun naik, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada level 68,9%.
“[Superapp wondr] jadi game changer-nya. Bank itu kan kredit harus sehat dan punya CASA supaya survive di dalam kondisi ekonomi seperti ini, salah satu pilar fundamental yang diubah adalah platform ritel kami ubah jadi superapp ini,” ujarnya pada awak media usai Peluncuran wondr by BNI pekan lalu (5/7/2024).
Dia pun menargetkan untuk bisa meningkatkan dana murahnya. “Ke depan harusnya lebih baik. Kami ingin [porsi CASA] bertahap naik 75%-80%,” ujarnya.
Senada, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan peluncuran wondr memang memiliki tujuan untuk memperbaiki struktur pendanaan BNI.
“Kami memang menyasar ke nasabah ritel, kalau nasabah ritel naik [maka] target avegerage balance naik dan cost of fund lebih terkontrol,” ujarnya kepada awak media, pekan lalu (6/7/2024).
Bahkan, perseroan menargetkan kenaikan yang signifikan, di mana jumlah transaksi BNI yang kini mencapai 5 juta, diharapkan dapat menyentuh 7 juta di akhir tahun dengan menggunakan wondr BNI.
Sebelum merilis wondr, BNI memiliki pengguna mobile banking sebanyak 16,9 juta per Maret 2024, tumbuh 18,5% yoy.
Direktur Utama BNI (BBNI) Royke Tumilaar di acara peluncuran super app wondr by BNI di Jakarta, Jumat (5/7/2024). JIBI/Arlina Laras
Lalu, jumlah frekuensi transaksi Mobile Banking BNI pada kuartal I/2024 meningkat 53,9% yoy menjadi 318 juta.
Dari segi nilai transaksi, Mobile Banking BNI mencapai Rp347 triliun, tumbuh 35,9% yoy dari sebelumnya Rp255 triliun. Rata-rata harian untuk jumlah transaksi mencapai Rp3,49 juta pada kuartal I/2024, naik 63,1% yoy dari sebelumnya 2,14 juta pada kuartal I/2023.
Selain BNI, BTN pun mengandalkan superapp untuk mendongkrak CASA. BTN telah meluncurkan superapp-nya BTN Mobile pada awal tahun lalu. "Kami lagi seru-serunya aktif di mobile. Ada BTN Mobile," kata Nixon pada Senin (8/7/2024).
Hingga akhir Maret 2024, jumlah pengguna aktif BTN Mobile mencapai 1,4 juta, dengan nilai transaksi mencapai Rp20,5 triliun hingga akhir kuartal I/2024, bertumbuh pesat sebesar 60,1% yoy. "Sudah terdapat 16 fitur baru untuk membantu transaksi di BTN Mobile,” ujar Nixon.
Nixon mengatakan BTN Mobile mampu menjadi pengerek pendanaan di BTN, terutama dana murah. Pertumbuhan DPK di BTN ditopang salah satunya oleh meningkatnya jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile serta transaksi yang dilakukan.
Meski begitu, BTN mencatatkan penurunan porsi dana murahnya pada kuartal I/2024 menjadi 49,9%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 52,2%. "Ini karena terjadi pertumbuhan pesat di deposito seiring dengan tingginya bunga deposito," ujarnya.
Adapun, Nixon mengatakan selain mampu mendongkrak pendanaan, BTN Mobile juga mampu mendongkrak pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee based income).
Pada kuartal I/2024, transaksi fee based income naik 14,8% yoy menjadi dari tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun di tengah pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mengalami pemberatan seiring tren suku bunga yang menanjak.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turut memburu dana murah di tengah tantangan suku bunga tinggi 2024.
"DPK mampu dihimpun Rp1.416,21 triliun. Masih didominasi CASA karena tidak lepas dari aspirasi BRI fokus ke low. Perseroan masih punya ruang tumbuh lebih baik lagi untuk mendongkrak dana murah," kata Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.
Pada kuartal I/2024, BRI telah mencatatkan dana murah Rp873,29 triliun, naik 7,8% yoy. Porsi dana murah pun mencapai 61,66% terhadap DPK.
Di antara strategi BRI dalam mendongkrak CASA adalah dengan memanfaatkan superapp-nya BRImo. BRI mencatatkan jumlah pengguna BRImo sebanyak 33,5 juta pada kuartal I/2024, tumbuh 30,3% yoy. Sejalan dengan pertumbuhan pengguna, jumlah transaksi tumbuh signifikan 55,2% mencapai 969,6 juta transaksi pada tiga bulan awal 2024.
Adapun, nilai transaksi BRImo mencapai Rp1.251,1 triliun pada kuartal I/2024 tumbuh 41,8% yoy dari sebelumnya Rp881,8 triliun.
Catur mengatakan selain mendongkrak dana murah, transaksi di BRImo mampu mendorong fee based income. "Kami bisa meningkatkan fee based income 6,92% yang menjadi faktor pendorong laba BRI. Ini tidak lepas dari kontribusi superapp BRImo," ujarnya.
Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto mengatakan BRI juga terus berupaya mengembangkan superapp-nya itu. BRI misalnya memperluas layanan pembayaran lintas negara (cross-border) dengan memanfaatkan QRIS di Singapura melalui super app BRImo.
“QRIS cross-border adalah layanan pembayaran yang memungkinkan pengguna BRImo untuk melakukan pembayaran di luar negeri. Dengan fitur ini, nasabah dapat menikmati kemudahan transaksi internasional tanpa kerumitan konversi mata uang,” katanya.
Tantangan Pengembangan Superapp
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penyediaan superapp oleh bank-bank besar di Indonesia pada dasarnya adalah untuk meningkatkan layanan kepada nasabahnya dengan tidak hanya menyediakan layanan perbankan tradisional.
Bank pun menyediakan berbagai layanan mulai dari gaya hidup, investasi, dan e-commerce, serta menciptakan ekosistem finansial yang lengkap bagi nasabah.
"Superapp juga memang dapat menjadi alat yang efektif untuk menarik CASA, meningkatkan fee based income, dan mendorong pertumbuhan bisnis bank," katanya kepada Bisnis pada Selasa (9/7/2024).
Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi bank dalam pengembangan superapp itu. "Tantangannya kompleksitas pengoperasian, pemeliharaan, dan risiko keamanan yang turut meningkat. Kompleksitas superapp berpotensi membingungkan nasabah, dan integrasi layanan yang belum optimal dapat menyebabkan ketidakpuasan," ujarnya.
Apalagi, sektor perbankan rawan terkena serangan siber. Berdasarkan data dari Checkpoint Research 2022, sektor jasa keuangan termasuk perbankan mendapatkan 1.131 kali serangan siber setiap pekannya.
Sementara, data International Monetary Fund (IMF) pada 2020 menyebutkan total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber di sektor jasa keuangan secara global mencapai sekitar US$100 miliar.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha mengatakan sektor perbankan kerap kali menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan siber karena mempunyai nilai ekonomi yang besar. “Perbankan selalu akan dilihat pertama, karena ini adalah industri yang berjalan berdasarkan kepercayaan dan keamanan,” tuturnya.
Tahun lalu, serangan siber juga dikabarkan menimpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS). Bank syariah terbesar di Indonesia itu diduga mengalami kebocoran data nasabah oleh kelompok ransomware LockBit di situs dark web. Total data yang dibocorkan mencapai 1,5 TB mencakup data nasabah dan karyawan BSI.