Bank Digital Kalah Saing?
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda tak menampik fakta bahwa pada skala tertentu, pendapatan dari layanan aplikasi yang mereka kembangkan ternyata memberikan keuntungan bagi perbankan
“Menarik menyimak pengembangan super apps di bank-bank besar karena saat ini pendapatan dari biaya layanan selain bunga kredit [noninterest income] meningkat,” katanya kepada Bisnis, Selasa (9/7/2024)
Maka tidak ayal, kata Nailul, bahwa sederet bank mengembangkan super apps yang dapat memperluas skala layanan dari layanan bank itu sendiri.
Kata Nailul, kini perbankan tidak lagi hanya mengandalkan pendapatan dari margin bunga, namun pengembangan layanan perbankan melalui aplikasi juga mampu membuat para nasabahnya cukup intens melakukan transaksi.
“Jika pengembangan superapps bisa optimal, nasabah juga akan otomatis mengikuti dan dana masyarakat tidak mengalir ke dompet digital, melainkan tetap di bank tersebut, CASA akhirnya bisa optimal,” ujarnya.
Akan tetapi Nailul mewanti-wanti di tengah masifnya pengembangan ke arah digitalisasi keuangan bisa membuat super apps perbankan mampu menjadi shadow bagi bank digital di mana bisa jadi berbahaya bagi bank digital.
“Bank besar ini sudah punya nama di perbankan, juga merambah ke teknologi, maka bank digital harus memperluas juga layanan digitalnya,” ujarnya.
Alhasil, dia menyebut saat ini kuncinya adalah di ekosistem digital yang dimiliki oleh bank digital dan bank konvensional.