Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan atau leasing optimistis menatap semester II/2024. Meskipun tantangan pelemahan ekonomi, geopolitik, hingga melesunya industri otomotif masih membayangi.
Diketahui hingga Juni 2024, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales sepanjang semester I/2024 menembus 408.012 unit, turun 19,4% (year-on-year/yoy) dari 506.427 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, penjualan ritel sepanjang semester I/2024 mencapai 431.987 unit, turun 14% yoy dari 502.533 unit pada semester I/2023.
PT Mandiri Utama Finance (MUF) yang pembiayaan barunya didominasi oleh mobil baru. Perusahaan menargetkan pembiayaan baru sampai dengan paruh kedua 2024 mencapai Rp Rp14 triliun.
Sementara target sepanjang tahun 2024 mencapai Rp25 triliun, yang mana meningkat 23,3% yoy apabila dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, MUF mencatatkan penyaluran pembiayaan sebanyak Rp20,7 triliun.
“Kami optimistis penyaluran kredit kendaraan pada akhir semester II/2024 akan terus meningkat,” kata Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja kepada Bisnis pada Minggu (14/7/2024).
MUF akan memaksimalkan sejumlah langkah strategis untuk mendongkrak pembiayaan pada paruh kedua tahun ini. Beberapa strategi yang diterapkan yakni pengembangan izin jaringan kantor, penguatan dan perluasan kerja sama dengan rekanan dealer, showroom dan mitra.
MUF juga gencar menggelar berbagai event untuk menjangkau konsumen di berbagai kota besar Indonesia, seperti Kota Bandung, Jakarta, Banjarmasin, Makassar dan berbagai kota besar lainnya.
Sampai dengan semester I/2024, MUF telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp10,8 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut meningkat 6,9% yoy apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Stanley menambahkan segmen yang berkontribusi terbesar terhadap penyaluran pembiayaan MUF pada semester I/2024 adalah segmen mobil baru sebesar Rp4,8 triliun atau 44,7% dari keseluruhan penyaluran pembiayaan, diikuti oleh segmen mobil bekas sebesar Rp4 triliun atau 37,3%.
Leasing Astra (ACC)
Berikutnya ada PT Astra Sedaya Finance atau Astra Credit Companies (ACC), yang merupakan leasing mobil di bawah Astra Financial. Perusahaan optimistis menatap paruh kedua di tengah melesunya pasar otomotif.
CEO ACC Hendry Christian Wong mengatakan pembiayaan pada kuartal III/2024 khususnya dapat didongkrak melalui gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang diadakan pada 18–28 Juli 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, di mana Astra Financial menjadi sponsor platinum.
Pihaknya optimistis dengan pameran otomotif terbesar tersebut mampu mendongkrak pembiayaan mobil. Namun demikian, untuk kuartal IV/2024, secara musiman dia memprediksi bahwa pembiayaan biasanya akan menurun.
“Tapi memang kami belum memikirkan setelah GIIAS programnya apa, tapi yang pasti kami terus membuat program untuk teman-teman otomotif di Toyota dan Daihatsu, karena saat ini kami masih fokus di GIIAS di kuartal III/2024,” kata Hendry saat ditemui di Media Gathering Astra Financial beberapa waktu lalu.
Hingga Juni 2024, ACC telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp19 triliun. Pembiayaan perusahaan masih didominasi dengan mobil baru sebanyak 55%. Kemudian mobil bekas 5%, fasilitas dana 20%, dan pembiayaan alat berat 20%.
Sampai dengan akhir tahun, ACC menargetkan pembiayaan di atas Rp36 triliun. Target tersebut masih konservatif dibandingkan target tahun lalu yang mencapai Rp36 triliun. Target konservatif tersebut karena pasar otomotif masih challenging sampai dengan semester I/2024.
Adira Finance (ADMF)
Perusahaan leasing PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. atau Adira Finance (ADMF) juga memilih untuk memasang target konservatif pada semester II/2024. Chief Financial Officer (CFO) Adira Finance Sylvanus Gani berharap bahwa pembiayaan pada paruh kedua sama dengan pembiayaan pada semester I/2024.
Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan baru sebanyak Rp20 triliun pada semester I/2024. Angka tersebut sedikit turun 2% yoy dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Mempertimbangkan kondisi penjualan otomotif yang saat ini pertumbuhannya belum positif, dan saat ini pembiayaan Adira Finance mayoritas merupakan pembiayaan segmen otomotif, kami menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru pada semester II/2024 dalam kisaran yang sama dengan semester I/2024,” kata Gani kepada Bisnis pada Minggu (14/7/2024).
Adapun, pembiayaan baru Adira Finance hingga Desember 2023 tercatat mencapai Rp41,6 triliun atau meningkat sebesar 31% yoy dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Pembiayaan baru pada semester I/2024, masih didominasi oleh segmen otomotif mencapai 77%. Untuk mobil mencapai 39%, sementara motor yakni 38%. Sementara pembiayaan non otomotif yang biasanya proporsinya pada kisaran 18%, saat ini sudah naik ke level 23%. Menurut Gani, ini mengimbangi situasi pembiayaan otomotif yang lebih lesu dari perkiraan sebelumnya.
Di sisi lain untuk terus meningkatkan pembiayaan, Adira Finance juga akan terus menerapkan berbagai inisiatif strategi untuk mendorong kinerja bisnis di tengah tantangan yang terjadi di industri otomotif serta makro ekonomi seperti dengan terus melakukan ekspansi bisnis secara selektif ke daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi.
“Selain itu, terus mengembangkan bisnis non otomotif seperti produk multiguna, memperkuat kolaborasi dengan grup untuk meningkatkan customer base, terus meningkatkan customer retention melalui penawaran yang lebih baik serta perbaikan proses, seiring dengan inisiatif untuk memperbaiki struktur biaya agar lebih bersaing dengan melakukan proses digitalisasi,” papar Gani.
CIMB Niaga Finance
Terakhir PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) masih optimistis menatap penyaluran pembiayaan sampai akhir tahun 2024. Menurut Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman, gelaran otomotif seperti Indonesia Electric Motor Show (IEMS) dan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dapat menjadi salah satu faktor pendorong pembiayaan kendaraan.
“Serta menjadi potensi pertumbuhan kinerja perusahaan sampai dengan akhir tahun 2024 nanti, CNAF optimis pembiayaan kendaraan di semester II/2024 terus bertumbuh,” kata Ristiawan saat dihubungi Bisnis pada Rabu (10/7/2024).
Sampai akhir 2024, CNAF menargetkan penyaluran pembiayaan baru dapat mencapai Rp10 triliun pada 2024. Angka tersebut meningkat 15% yoy dari target pembiayaan baru pada 2023 sebesar Rp8,5 triliun.
Adapun, salah satu strategi CNAF dalam mendongkrak kinerja pada 2024 adalah dengan mengembangkan digitalisasi yang membuat transaksi untuk nasabah menjadi semakin mudah, aman, efisien, dan terjangkau.
“Selain itu, CNAF juga memberikan suku bunga dengan metode Risk Based Pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah dan juga terus bersinergi dengan induk usaha yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk untuk menjaring nasabahnya dengan terus mengembangkan program referral,” ungkap Ristiawan.
Sampai dengan Juni 2024, CNAF menyalurkan pembiayaan baru sebanyak Rp4,62 triliun. Angka tersebut meningkat 20% yoy apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp3,84 triliun.
Penyaluran pembiayaan mobil bekas masih menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan pembiayaan baru di CNAF pada semester I/2024. Terbukti secara komposisi pembiayaan mobil bekas sampai dengan Juni 2024 adalah sebesar Rp2,91 Triliun atau 69% dari total penyaluran pembiayaan baru.