Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) merevisi target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank (RBB) pada semester II/2024, yang sebelumnya ditarget sebesar 13% sampai dengan 15%.
Sebagaimana diketahui, perseroan telah menyalurkan kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.532 triliun pada enam bulan pertama 2024 alias tumbuh 20,5% secara year on year (YoY). Pertumbuhan kredit ini melebihi rata-rata industri yakni sebesar 12,36% YoY per Juni 2024.
“Dengan melihat trajektori yang baik tersebut, kami merevisi guidance pertumbuhan kredit dari sebelumnya 13%-15% direvisi menjadi 16%-18% secara konsolidasi,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Paparan Kinerja Kuartal II/2024, Rabu (31/7/2024).
Adapun, laju kredit konsolidasi Bank Mandiri tumbuh optimal di semua segmen. Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar yang tumbuh 29,7% YoY di tengah demand yang baik pada segmen ini. Sementara itu, segmen ritel tumbuh 10,8% yoy di atas industri segmen ritel di 8,6% yoy.
Kata Darmawan, strategi pertumbuhan di segmen retail dilakukan dengan pendekatan ekosistem serta melalui sektor unggulan di masing-masing wilayah, melalui distribusi channel perseroan, baik itu cabang maupun platform digital.
Untuk guidance net interest margin dan cost of credit tetap dipertahankan masing-masing di level 5%-5,3% dan 1%-1,2%.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Bank Mandiri mencatatkan realisasi laba bersih secara konsolidasi tumbuh 5,23% YoY menjadi Rp26,6 triliun pada semester I/2024.
Perolehan laba Bank Mandiri tersebut turut ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh sehat sebesar 12,5% YoY pada Juni 2024. Pada periode yang sama, pendapatan nonbunga Bank Mandiri mencapai Rp 19,41 triliun atau tumbuh sebesar 5,74% Yoy.
Pertumbuhan pendapatan nonbunga tersebut, didorong oleh recurring fee yang meningkat dari transaksi digital perseroan, yaitu Livin’ by Mandiri dengan pertumbuhan sebesar 26,4% YoY.
Adapun, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 15,4% YoY menjadi Rp1.651 triliun di Kuartal II/2024. Hal ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9% secara tahunan.
Pertumbuhan tersebut pun turut mendorong komposisi rasio dana murah yang terus meningkat mencapai 79,7% secara bank only. Pencapaian ini ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau cost of fund (CoF) bank only pada level yang rendah sebesar 2,08%.
“Pertumbuhan penempatan dana murah di Bank Mandiri tidak terlepas dari transformasi digital yang terus dilakukan, dengan fokus pada inovasi untuk menghasilkan layanan terbaik bagi nasabah,” ungkap Darmawan.