Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir membukukan laba bersih senilai Rp24,41 miliar pada semester I/2024.
Nilai tersebut turun 52,74% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp51,67 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sebenarnya Bank Mayapada mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 27,54% (YoY) menjadi Rp1,08 triliun per Juni 2024. Namun, pada saat yang sama, bank tersebut mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp17,59 miliar pada enam bulan pertama 2024.
Bank Mayapada juga mencatatkan penurunan pendapatan berbasis komisi atau fee based income 12,71% (YoY) menjadi Rp5,28 miliar dari Rp6,05 miliar. Bahkan, penyusutan signifikan terjadi pada pendapatan lainnya yang turun 65,11% (YoY) menjadi Rp46,28 miliar ketimbang sebelumnya Rp132,65 miliar.
Kemudian, beban operasionalnya pun naik sebesar 34,35% (YoY) menjadi Rp1,05 triliun dari sebelumnya Rp784,84 miliar. Alhasil, laba operasional MAYA kian tertekan hingga 57,07% (YoY) dan hanya mencapai Rp27,13 miliar dari sebelumnya Rp63,19 miliar.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun meningkat menjadi 99,46% per Juni 2024 dari sebelumnya 98,61% per Juni 2023. Makin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Baca Juga
Selanjutnya, rasio profitabilitas Bank Mayapada pun turun apabila dilihat dari tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) menjadi 0,04% dari 0,09%. Adapun, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga turun menjadi 0,36% pada Juni 2024 dari sebelumnya 0,84% per Juni 2023.
Sementara itu, dari sisi intermediasi, Bank Mayapada mencatatkan kenaikan kredit sebesar 6,09% (YoY) menjadi Rp106,59 triliun dibanding sebelumnya Rp100,47 triliun. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, aset perseroan pun ikut terkerek 8,45% (YoY) menjadi Rp148,31 triliun dari sebelumnya Rp136,75 triliun.
Seiring dengan naiknya kredit, rasio kredit bermasalah Bank Mayapada mengalami perbaikan, di mana NPL gross berada di level 3,66% turun 20 basis poin (bps) dari sebelumnya 3,86%. Kemudian, NPL net menjadi 2,8% dari sebelumnya 3,03%.
Dari segi pendanaan, Bank Mayapada telah menghimpun dana pihak ketiga mencapai Rp122,83 triliun, naik 7,76% (YoY) dari sebelumnya Rp113,99 triliun. Dana murah alias CASA juga tumbuh 6,7% menjadi Rp16,37 triliun.