Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Sektor Asuransi dan Dapen Kontraksi 2,98%, Begini Respons Asosiasi

BPS mencatat nilai PDB atas dasar harga konstan sektor asuransi dan dana pensiun (dapen) pada kuartal II/2024 turun 2,98% year-on-year.
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan sektor asuransi dan dana pensiun (dapen) pada kuartal II/2024 turun 2,98% year-on-year. Tercatat PDB sektor ini turun dari Rp25,65 triliun di kuartal II/2023 menjadi Rp24,88 triliun di kuartal II/2024.

PDB harga konstan adalah indikator yang digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. 

Di tengah kinerja tersebut, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) masih optimis laju pertumbuhan ekonomi di sektor dana pensiun tetap akan mencatatkan kinerja positif di semester II/2024 nanti.

Staf Ahli ADPI Bambang Sri Muljadi mengatakan khusus untuk dana pensiun, kinerja pada kuartal II/2024 lalu dibanding kuartal II/2023 masih stabil.

"Karena investasi dana pensiun tidak banyak mengalami perubahan. Seandainya ada kontraksi harga sahampun tidak akan berpengaruh banyak karena portofolio saham hanya kurang lebih 11% dari total investasi, dan sahampun tidak mengalami kontraksi," kata Bambang kepada Bisnis, Senin (12/8/2024).

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juni 2024 aset dana pensiun mengalami pertumbuhan 7,58% yoy dari Rp43,78 triliun menjadi Rp47,29 triliun.

Bila dirinci, total aset dana pensiun tersebut terdiri dari aset program pensiun sukarela Rp372,70 triliun dan aset program pensiun wajib Rp1.075,58 triliun. Masing-masing aset tersebut tumbuh secara tahunan 3,91% dan 8,91%.

Bambang melanjutkan, tingkat return on investment atau tingkat pengembalian hasil investasi dana pensiun saat ini masih konstan di kisaran 7%. Sementara statistik OJK mencatat RoI dana pensiun naik signifikan mulai 2019, setelah pada 2018 hanya 3,77%. Kemudian mulai 2019 sampai 2022 berturut-turut 8,51%, 8,66%,6,06%, dan5,55%.

"Namun kalau dana Pensiun Program Manfaat Pasti (PPMP) aset pertumbuhannya kurang dari return-nya karena berkurang untuk membayar manfaat pensiun," kata dia.

Dengan kondisi tersebut Bambang optimis sektor dana pensiun akan memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Positif, walau angkanya tidak besar," sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper