Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AAUI: PDB Sektor Asuransi Terkontraksi Tersulut Penurunan Sejumlah Lini Usaha

AAUI mencatat sejumlah lini usaha asuransi mengalami penurunan pada semester I/2024.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat sejumlah lini usaha asuransi mengalami penurunan pada semester I/2024. Hal ini berdampak pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor asuransi, yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 2,98% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal II/2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Ketua AAUI, Budi Herawan, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penurunan ini adalah lesunya lini usaha asuransi kendaraan bermotor. "Penjualan kendaraan bermotor mengalami penurunan, sehingga otomatis berdampak pada bisnis asuransi kendaraan bermotor," ujar Budi, Senin (12/8/2024).

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penurunan penjualan mobil pada Juni 2024 sebesar 11,75% secara tahunan, dari 82.656 unit pada Juni 2023 menjadi 72.936 unit. Sepanjang semester pertama 2024, penjualan mobil juga terkoreksi 19,43% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 408.012 unit.

Selain itu, lini usaha asuransi properti juga mengalami tekanan. Banyak perusahaan yang memilih melakukan self-insurance, yang mengurangi potensi pendapatan premi. "Banyak perusahaan yang memilih self-insure, misalnya, jika biasanya premi bisa mencapai Rp100 juta, dengan self-insurance hanya menjadi Rp70 juta," tambah Budi.

Meskipun demikian, AAUI belum merilis kinerja terbaru perusahaan asuransi umum untuk semester I/2024. Berdasarkan kinerja 2023, pertumbuhan premi pada lini usaha properti hanya mencapai 1%, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 17% pada 2022.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2024 mencatat bahwa total aset asuransi secara agregat mencapai Rp1.126,26 triliun, naik 1,14% dibandingkan Juni 2023.

Budi juga mengaitkan kontraksi PDB sektor asuransi dengan kelesuan sektor dana pensiun. "Secara keseluruhan asuransi memang tumbuh, tapi data BPS menunjukkan ada pengaruh dari sektor dana pensiun yang juga mengalami penurunan," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper