Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah secara rutin membagikan dividen interim kepada pemegang sahamnya. Bagaimana dengan kisi-kisi tebaran dividen tahun ini?
Berdasarkan catatan Bisnis, BCA tidak pernah absen membagikan dividen interim kepada para pemegang saham sejak 2004. BCA menjadi salah satu perusahaan yang dikenal royal membagikan keuntungan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
BCA biasanya membagikan dividen sebanyak dua kali untuk satu periode tahun buku keuangan sejak 2004. Pertama, perseroan membagikan dalam bentuk dividen interim yang biasanya diumumkan pada rentang September hingga Desember. Kedua, BBCA membagikan dividen final yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham tahunan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja pun buka suara terkait dengan proyeksi tebaran dividen interim tahun ini. "Dividen interim nanti Desember, tunggu, sabar," katanya setelah acara konferensi pers BCA Expo pada Jumat (16/8/2024).
Sebelumnya, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim juga memproyeksikan dividen interim serta dividen final tahun buku 2024 yang akan dibagikan BCA kepada pemegang saham lebih baik lagi seiring dengan kinerja laba yang masih moncer.
"Pertumbuhan laba kan baik 11% ya kemarin [semester I/2024], jadi mudah-mudahan interim dividen, nanti final dividen RUPS tahun depan lebih baik lagi,” ujarnya, Kamis (15/8/2024).
Baca Juga
Sebagai informasi, BCA beserta entitas anak membukukan laba senilai Rp26,9 triliun pada semester I/2024, naik 11,1% secara tahunan (year on year/yoy). Pada periode yang sama, penyaluran kredit BCA tumbuh 15,5% yoy menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.
Adapun, berkaca pada tahun lalu, BCA telah memutuskan untuk membagikan dividen interim senilai Rp42,5 per saham dari kinerja keuangan per September 2023.
Dengan jumlah saham beredar BBCA yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 123,27 miliar lembar, maka total dividen yang diberikan mencapai Rp5,23 triliun.
Nilai tebaran dividen interim pada 2023 naik 21,4% dibandingkan dengan tebaran pada 2022 sebesar Rp35 per saham atau dengan nilai Rp4,31 triliun.