Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Generasi Milenial Jadi Beban Utang Paylater, Ekonom Ungkap Penyebabnya

Generasi Milenial disebut memiliki kebutuhan lebih banyak yang membuat sulit  untuk membayar utang BNPL. Selain itu ada beberapa alasan lainnya
Ilustrasi sistem pembayaran dengan metode Paylater/Freepik
Ilustrasi sistem pembayaran dengan metode Paylater/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menjabarkan berbagai penyebab usia 31–40 tahun rentan menyumbang kredit macet pembiayaan berskema buy now pay later (BNPL) atau paylater

Salah satu penyebab usia yang masuk kategori generasi milenial tersebut terlilit paylate karena faktor tanggungan hidup yang besar. 

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan pada usia 31-40 tahun umumnya masyarakat telah masuk ke fase menikah atau hidup dengan pasangan dan memiliki anak. 

Dalam kondisi tersebut, beban yang dipikul juga akan menjadi besar sehingga tak mampu membayar paylater. 

“Dengan kebutuhan lebih banyak, ketika membayar pun akan lebih sulit karena pos untuk membayar utang BNPL digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup terlebih dahulu,” kata Huda saat dihubungi Bisnis pada Minggu (25/4/2024). 

Huda mengatakan kunci untuk memperbaiki non performing loan (NPL) tersebut adalah kualitas credit scoring ketika apply BNPL. Menurunya yang paling penting adalah menganalisis biaya hidup yang ditanggung calon peminjam diukur juga dengan penghasilan. 

“Sehingga ketemu kemampuan pembayaran calon peminjam. Ini diperlukan integrasi data perbankan dan data alternatif,” katanya. 

Sebelumnya, PT Pefindo Biro Kredit atau IdScore mencatatkan kredit BNPL mencapai sebanyak Rp1,42 triliun pada Juni 2024. Adapun, penyumbang terbanyak terhadap kredit macet adalah usia 31—40 tahun yang mencapai Rp540 miliar.

"Group usia >30—40 tahun penyumbang kredit macet tertinggi sebesar 38,03% kemudian diikuti oleh group >20—30 tahun sebesar 31,7% [Rp450 miliar]," kata Direktur Utama IdScore Yohanes Arts Abimanyu saat dihubungi Bisnis, Minggu (25/8/2024).

Setelah itu disusul oleh usia 41—50 tahun dengan kredit macet sebanyak Rp300 miliar. Sementara usia di bawah 20 tahun sampai dengan 20 tahun kredit macetnya mencapai 40 miliar. Kemudian usia 51—55 tahun dengan kredit macet sebanyak Rp50 miliar. Sementara itu usia di atas 55 tahun mencapai sebanyak Rp40 miliar. 

Adapun total portofolio pinjaman kredit BNPL mencapai sebanyak Rp30,14 triliun per Juni 2024. Angka tersebut meningkat 19,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada periode yang sama. Usia terbanyak yang melakukan pinjaman di BNPL adalah rentang usia 21—30 tahun mencapai sebanyak 6,9 juta debitur. 

"Persebaran pengguna BNPL 48,06% ada di rentang usia >20—30 tahun, kemudian diikuti oleh usia >30—40 tahun sebesar 29,3%," kata Abimanyu. 

Kemudian disusul dengan usia 31—40 tahun mencapai sebanyak 4,2 juta debitur dan 41—50 tahun mencapai sebanyak 1,8 juta debitur. Pengguna dengan usia di bawah 20 tahun mencapai sebanyak 866.200 debitur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper