Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech dan Agritech jadi Incaran Modal Ventura Kucur Dana, Ini Alasannya

Total pendanaan startup dari modal ventura tercatat sebesar US$310 juta dengan 34 transaksi.
Pembudidaya ikan di NTT sedang menggunakan platform Agree/Dok. Telkom
Pembudidaya ikan di NTT sedang menggunakan platform Agree/Dok. Telkom

Bisnis.com, JAKARTA -- Pendanaan modal ventura di Indonesia masih dilakukan dengan hati-hati akibat dampak tech winter yang melanda sejak 2023. Selain itu, suku bunga yang tinggi turut mendorong modal ventura untuk lebih selektif dalam menyalurkan dana.

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro, mengungkapkan bahwa meskipun kondisi ini menantang, beberapa sektor tetap menarik bagi investor. "Sektor yang memiliki masalah besar akan menarik bagi investor dan pendiri startup, seperti fintech, agritech, dan lainnya. Namun, semua kembali pada kemampuan masing-masing startup untuk mencapai path to profitability," ujar Eddi kepada Bisnis, Kamis (5/9/2024).

Hingga kuartal I/2024, total pendanaan startup dari modal ventura tercatat sebesar US$310 juta dengan 34 transaksi. Sektor fintech mendominasi dengan 10 transaksi, diikuti oleh agritech dan climate tech dengan masing-masing empat transaksi, serta edtech, legaltech, dan Software as a Service (SaaS) yang masing-masing mencatatkan dua transaksi.

Pada 2023, sektor yang paling banyak mendapat pendanaan adalah marketplace dengan nilai US%1,5 miliar dari enam transaksi, diikuti oleh fintech dengan USD583 juta dari 14 transaksi, dan aquatech dengan US$213 juta dari dua transaksi.

Eddi menjelaskan bahwa modal ventura menggunakan metode Total Addressable Market (TAM), Serviceable Addressable Market (SAM), dan Serviceable Obtainable Market (SOM) untuk mengukur potensi pasar dari startup yang mereka investasikan.

Eddi berharap pendanaan modal ventura dapat mencatatkan pertumbuhan positif hingga akhir 2024, meskipun pada semester I/2024 terjadi kontraksi. "Ada dua aspek yang bisa tumbuh, yakni jumlah transaksi dan jumlah dana yang diinvestasikan. Salah satu atau keduanya bisa mengalami peningkatan," ujarnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper