Alasan Transaksi Kartu Debit Terus Susut
Terkait dengan ransaksi ATM/debit, Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyatakan bahwa pandemi Covid-19 turut mempercepat digitalisasi di sektor perbankan. "Covid-19 memaksa kita untuk melakukan digitalisasi," ujarnya.
Noviady juga menyebut kebijakan BI terkait QRIS untuk transaksi berukuran kecil (small ticket size) mengurangi kebutuhan akan uang tunai, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan penggunaan ATM.
"Di negara maju, penggunaan uang tunai semakin berkurang, sehingga ATM hanya digunakan untuk kebutuhan darurat," tambahnya.
Ekonom Senior Poltak Hotradero menjelaskan bahwa keberadaan ATM sering kali menjadi beban bagi perbankan, karena biaya pemeliharaan dan asuransi yang tinggi, yang berujung pada peningkatan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
"Penurunan jumlah ATM ini sudah menjadi tren global. Di China saja, ATM menurun hingga 150.000–200.000 unit per tahun. Ke depan, pembayaran digital akan semakin diminati," ujar Poltak.
Dia juga menambahkan bahwa dengan peralihan pembayaran ke digital, penggunaan uang tunai akan semakin berkurang, didukung oleh kebijakan bank sentral dunia yang menyadari bahwa penanganan uang tunai (cash handling) cukup mahal. Dengan meningkatnya penggunaan QRIS, peran ATM dinilai semakin tidak relevan.