Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa suku bunga deposito atau simpanan perbankan meningkat, sementara suku bunga kredit menurun pada Agustus 2024.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Royke Tumilaar menjelaskan bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya kondisi likuiditas industri.
“Suku bunga simpanan masih relatif stagnan karena memang likuiditas di pasar belum sesuai ekspektasi. Dan ini butuh waktu juga,” katanya kepada Bisnis melalui pesan singkat, Rabu (25/9/2024).
Sementara itu, mengenai penyebab suku bunga kredit yang menurun, dia menyebut bahwa sejumlah bank mengikuti kondisi suku bunga mengambang (floating). Pergerakan suku bunga mengambang sendiri bergantung kepada kondisi suku bunga di pasaran.
“Suku bunga kredit turun karena beberapa mengikuti reff rate atau floating,” imbuhnya.
Sebelumnya, Royke menyatakan bahwa BNI akan mencermati kondisi pasar keuangan setelah pemangkasan BI Rate menjadi 6%, sehingga perseroan belum bisa melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat.
Baca Juga
“Penyesuaian suku bunga belum bisa dilakukan segera ini, [karena] ada gap dan tergantung kondisi market,” katanya kepada Bisnis, Jumat (20/9/2024).
Adapun, berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar BI, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Agustus 2024 sebesar 9,21%, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu Juli 2024 sebesar 9,23%.
Suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan, masing-masing sebesar 4,76%; 5,47%; 5,46% dan 5,93% pada Agustus 2024.
Lebih lanjut, bunga deposito per bulan kedelapan tahun ini pun lebih tinggi dibandingkan dengan Juli 2024, dengan angka masing-masing sebesar 4,75%; 5,41%; 5,44% dan 5,87%.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka tenor 24 pada Agustus 2024 sebesar 4,29% menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,39%.