Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Dapen Gabungan di Indonesia Relatif Sepi Peminat, Asosiasi Minta OJK Perkuat Regulasi

OJK menyebut skema dana pensiun di Indonesia bisa mengadaptasi skema dari India yakni menggabungkan program manfaat pasti (PPMP) dan iuran pasti (PPIP).
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut skema dana pensiun di Indonesia bisa mengadaptasi skema dana pensiun di India. Salah satunya adalah  program kombinasi program pensiun manfaat pasti (PPMP) dan program pensiun iuran pasti (PPIP) atau Unified Pension Scheme (UPS).

Staf Ahli Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menjelaskan program dana pensiun kombinasi tersebut sebenarnya di Indonesia sudah ada, namun implementasinya menurutnya belum optimal.

Bambang mencontohkan, misalnya ada satu karyawan ikut program PPMP di Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan juga ikut PPIP di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) atau DPPK, atau sudah ikut progran PPMP, dia juga bisa ikut program manfaat tambahan

"Sebetulnya model di India itu sudah diterapkan di Indonesia, hanya saja tidak secara masif. Dasar hukumnya pun sudah ada yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang P2SK," kata Bambang kepada Bisnis, Senin (2/12/2024).

Bambang mengatakan pada dasarnya bila sudah ada dasar hukumnya, serta ada dukungan dari dana pensiun, maka semua inovasi dan skema dana pensiun di luar negeri bisa diterapkan di Indonesia.

"Sebetulnya kalau OJK intens dalam sosialisasi dan memberi peratuan pelaksanaan yang jelas dan tegas dan ditambah literasi kepada para pengusaha atau pendiri dana pensiun, hasilnya pasti tumbuh lebih positif," pungkasnya.

Sementara itu, Asesor Kompetensi LSP Dana Pensiun Syarif Yunus menjelaskan dalam kombinasi manfaat pasti dan iuran pasti dalam skema dana pensiun, perlu diatur tingkat kewajiban di masing-masing program.

"Misalnya sebatas UMP [upah minimum] dalam formula PPMP, tapi di luar itu menjadi PPIP," jelas Syarif.

Menurutnya peluang penetrasi program dana pensiun kombinasi seperti ini masih terbuka di Indonesia. Hanya saja, Syarif menilai persoalan utama yang menjadi tantangan adalah faktor literasi masyarakat.

"Ini bisa menjadikan dana pensiun lebih kompleks, apakah masyarakat paham? Tantangannya ada di cara pandang tentang program pensiun itu sendiri, karena sekarang masih banyak masyarakat yang tidak melihat urgensi dana pensiun. Nanti bila sudah pensiun baru menyesal tidak menabung untuk hari tua," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper