Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Iuran Pensiun Wajib Hingga Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Anak Buah Airlangga Tepis Begini

Pemerintah akan mengevaluasi sejumlah rencana penerapan pungutan pada tahun depan, seperti kenaikan iuran BPJS hingga implementasi dana pensiun wajib.
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah akan mengevaluasi sejumlah rencana penerapan tambahan pungutan pada tahun depan, seperti kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga implementasi dana pensiun wajib.

Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Morgiarso menjelaskan pihaknya masih akan terus temui berbagai pihak untuk menghitung berbagai ancaman pelemahanan ekonomi termasuk akibat rencana penerapan sejumlah pungutan ke masyarakat.

Dia mengingatkan, target pertumbuhan ekonomi pada tahun meningkat pada tahun depan. Oleh sebab itu, pemerintah akan mengevaluasi berbagai rencana pungutan yang berpotensi melemahkan daya beli masyarakat 

"Iya pasti, iya betul [dievaluasi lagi]. Apalagi kan targetnya [pertumbuhan ekonomi] 5,2%," kata Susi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2024).

Kendati demikian, dia meningkatkan bahwa Kemenko Perekonomian tidak mengurusi semua rencana penguatan pada 2025. Apalagi, sambungnya, ada beberapa pungutan terkait perpajakan sehingga menjadi wewenang Kementerian Keuangan.

Menurutnya, Kemenko Perekonomian hanya mengurusi rencana pungutan seperi kenaikan iuran BPJS Kesehatan hingga program pensiun tambahan yang bersifat wajib.

Lebih lanjut, Susi menegaskan pemerintah meyakini target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada tahun depan bisa tercapai meski muncul rencana kenaikan biaya maupun pungutan baru. Pemerintah, lanjutnya, juga akan memberi kompensasi atas berbagai pungutan tersebut.

"Kita sudah exercise. Makanya untuk dorong pertumbuhan 5,2% itu termasuk insentif yang mendukung sektor-sektor prioritas sudah kita bahas," katanya.

Pernyataan senada disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia menyatakan pemerintah akan berupaya mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% seperti yang ditargetkan pada 2025.

"Kalau pertumbuhan kan sudah diputus 5,2% di dalam APBN. Ya karena sudah diputuskan, tetap kita upayakan untuk bisa dicapai," jelas Airlangga pada kesempatan yang sama.

Iuran BPJS hingga Dana Pensiun Wajib 

Sebelumnya, muncul rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada tahun depan. Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti pun telah memberikan gambaran bahwa perubahan tarif mungkin baru akan ditetapkan pada pertengahan 2025.

Hal tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59/2024 tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tarif baru untuk iuran, paket manfaat, dan harga layanan diperkirakan akan mulai berlaku pada 1 Juli 2025.

Saat ini, iuran BPJS Kesehatan Kelas 1 adalah Rp150.000, Kelas 2 sejumlah Rp100.000 dan Kelas 3 senilai Rp35.000 setelah mendapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp7.000.

Tak hanya itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono mengungkap pemerintah juga sedang menggodok program pensiun tambahan yang bersifat wajib.

OJK, sambungnya, masih menunggu peraturan pemerintah terkait dengan harmonisasi program pensiun, termasuk ketentuan batasan yang dikenakan maupun berapa persen potongan yang dikenakan dari pendapatan.

Ogi menjelaskan dalam Pasal 189 ayat (4) UU P2SK mengamanatkan bahwa pemerintah dapat untuk memiliki program pensiun yang bersifat tambahan yang wajib dengan kriteria-kriteria tertentu yang nanti akan diatur di dalam peraturan pemerintah.

Pemerintah pun, lanjut dia, akan mengharmonisasikan seluruh program pensiun sebagai upaya untuk peningkatan perlindungan hari tua dan memajukan kesejahteraan umum. Terlebih menurutnya dari hasil data yang ada, manfaat pensiun yang diterima oleh pensiunan itu relatif sangat kecil.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper