Bisnis.com, JAKARTA – Bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Super Bank Indonesia (Superbank) menyatakan bakal tetap mengandalkan ekosistem yang ada untuk mendongkrak kinerja tahun depan.
Cut Frinzy Emillie selaku Head of Marketing & Branding Superbank menyebut bahwa dukungan ekosistem Grab menjadi salah satu keunggulan yang dimilki dalam menghadapi persaingan bank digital yang kian kompetitif.
“Saat ini dan sampai 2025, kami merasa bahwa strategi bank dengan layanan digital yang terkait di dalam sebuah ekosistem itu akan memiliki kinerja yang baik dan itu kami sudah buktikan,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Menurutnya, hal ini tecermin dari tingginya jumlah akuisisi nasabah perseroan. Meskipun baru diluncurkan pada pertengahan tahun ini, dia menyebut bahwa nasabah Superbank telah melebihi 2 juta per Oktober 2024.
Tak hanya Grab, dia lantas mengatakan bahwa dukungan dari shareholder lain dalam ekosistem juga memperkuat kinerja perbankan.
“Itulah strategi pemasaran yang akan kami ambil lasa 2025. Kekuatan ekosistem yang bisa mendapatkan nasabah baru serta juga meluncurkan produk-produk inovasi melalui kolaborasi yang kuat,” tuturnya.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, Superbank membukukan kerugian sebesar Rp285,74 miliar pada kuartal III/2024.
Kerugian ini naik 12,17% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp254,74 miliar pada kuartal III/2023.
Meski demikian, Superbank mencatatkan lonjakan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi Rp399,01 miliar pada September 2024, tumbuh 99,56% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp199,95 miliar.
Dari segi pendanaan, Superbank membukukan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp3,2 triliun, tumbuh 328% secara YoY.
Di sisi lain, penyaluran kredit Superbank juga mengalami peningkatan pesat, mencapai Rp4,9 triliun atau tumbuh 189% YoY. Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit tersebut, total aset Superbank juga meningkat 77% YoY menjadi Rp9,7 triliun.