Bisnis.com, JAKARTA — Utang luar negeri/ULN Indonesia tercatat mengalami penurunan dari US$428,5 miliar pada September 2024 menjadi US$423,4 miliar pada Oktober 2024.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso meski terjadi penurunan nominal secara bulanan, tetapi secara tahunan ULN Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,7% year on year/yoy.
“Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (16/12/2024).
Dalam rupiah, posisi ULN tersebut setara dengan Rp6.856 triliun dengan menggunakan kurs Rp16.000 per dolar AS.
Adapun ULN tersebut terdiri dari ULN pemerintah yang juga tercatat mengalami penurunan pada Oktober 2024 menjadi US$201,1 miliar dari posisi September 2024 yang senilai US$204,14 miliar.
Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi pinjaman dan surat utang. Adapun proporsi ULN pemerintah tersebut tercatat mencakup 47,5% dari total ULN Indonesia.
Baca Juga
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,1%), Jasa Pendidikan (16,8%), Konstruksi (13,5%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,1%).
Sementara ULN swasta tercatat senilai US$195,1 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan US$196,7 miliar pada September 2024. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4% YoY.
Di mana kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan lembaga keuangan (financial corporations) dan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,1% YoY dan 0,9%.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,3% dari total ULN swasta.
Denny menekankan bahwa pergerakan posisi utang Indonesia tersebut tetap sehat dan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,4% pada Oktober 2024 dari 31,1% pada September 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,5% dari total ULN.
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN,” tutupnya.