Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah perusahaan pembiayaan yang menyediakan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) bertambah menjadi tujuh perusahaan per Oktober 2024.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan persaingan bisnis dalam ekosistem BNPL akan semakin beragam karena layanan BNPL juga dimiliki oleh lembaga keuangan lainnya seperti perbankan.
"Dari sisi persaingan akan semakin ketat dan harapannya mereka berlomba untuk bisa menyediakan layanan yang lebih baik dibanding para pesaingnya. Kita harapkan begitu," kata Huda kepada Bisnis, Kamis (19/12/2024).
Menurut Huda, ekosistem persaingan yang terbentuk ini di sisi lain akan menguntungkan konsumen di mana mereka akan memiliki lebih banyak pilihan layanan BNPL dari beragam perusahaan.
"Ini sebenarnya memunculkan ekosistem yang akan cukup baik bagi konsumen. Artinya semakin banyak pilihan konsumen menggunakan produk BNPL, bisa dari perusahaan pembiayaan atau juga bisa dari perbankan," kata Huda.
Sampai Oktober 2024, pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan tumbuh 63,89% year on year (yoy) menjadi Rp8,41 triliun. Sedangkan dari perbankan, tercatat baki debet kredit BNPL juga tumbuh 47,92% yoy menjadi Rp21,25 triliun dengan total jumlah rekening mencapai 23,27 juta rekening.
Baca Juga
Huda melihat BNPL ke depan akan terus tumbuh didorong oleh minat masyarakat yang masih tetap tinggi dan semakin maraknya perusahan yang menyediakan produk BNPL.
"Ke depan saya rasa BNPL akan semakin banyak digunakan terutama kalau kita melihat bank besar di Indonesia sudah punya BNPL. Ini ke depan akan terus tumbuh karena BNPL semakin diganderungi untuk anak-anak muda, gen Z dan milenial. Pertumbuhannya akan tetap positif untuk beberapa tahun ke depan," pungkasnya.