Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapen BCA Ungkap Peluang dan Tantangan Target Pertumbuhan 11% Dana Pensiun 2025

Pemulihan ekonomi dan stabilitas inflasi menjadi sentimen yang mendukung investasi, sehingga dapat mendorong kinerja dana pensiun.
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pekerja beraktivitas di dekat logo Bank BCA di Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan industri dana pensiun pada 2025 ini sebesar 9%—11%.

Direktur Utama Dana Pensiun (Dapen) BCA Budi Sutrisno menjelaskan target pertumbuhan 9%—11% tersebut termasuk keseluruhan industri dana pensiun di Indonesia, yaitu dana BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). 

"Target pertumbuhan 9%—11% yang ditetapkan OJK merupakan target yang menantang, tetapi tetap realistis untuk dicapai dengan strategi yang tepat. Dana pensiun memiliki peluang untuk mencapai pertumbuhan ini dengan mengoptimalkan strategi investasi yang menyesuaikan dengan kondisi pasar," kata Budi kepada Bisnis, Rabu (12/2/2025).

Tantangan tersebut disebabkan oleh faktor penurunan suku bunga yang menurutnya berpotensi memberikan apresiasi pada portofolio obligasi. Di sisi lain, pemulihan ekonomi dan stabilitas inflasi dapat mendukung kinerja pasar saham sehinga menciptakan peluang bagi dana pensiun untuk meningkatkan hasil investasi. 

Selain itu, lanjutnya, diversifikasi portofolio yang lebih luas oleh dana pensiun, termasuk alokasi ke instrumen dengan imbal hasil kompetitif serta pengelolaan risiko yang disiplin menurutnya akan berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan aset yang berkelanjutan.

"Selain strategi investasi, OJK juga mendorong pertumbuhan dana pensiun melalui peningkatan jumlah peserta baru dan penambahan iuran. Upaya ini dilakukan dengan roadmap penguatan industri dana pensiun, termasuk edukasi dan sosialisasi manfaat pensiun bagi pekerja, insentif bagi pemberi kerja untuk meningkatkan cakupan program pensiun, serta penguatan regulasi yang mendorong peningkatan kontribusi iuran," jelasnya.

Dengan kombinasi strategi investasi yang optimal dan pertumbuhan peserta, Budi menaksir target pertumbuhan dana pensiun yang disebut OJK dapat lebih mudah tercapai.

Sebagai respons adanya tantangan dan peluang di 2025 ini, Budi menjelaskan strategi yang bisa dilakukan dana pensiun adalah dengan menerapkan strategi diversifikasi aset di mana dana pensiun mengalokasikan investasinya ke berbagai instrumen, termasuk Surat Utang Negara (SUN), deposito, instrumen pasar uang, obligasi korporasi dan saham. Diversifikasi itu menurutnya diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. 

Selain itu, jika tren suku bunga turun, dana pensiun menurut Budi dapat memperpanjang durasi obligasi untuk mengunci yield yang lebih tinggi, sambil tetap memperhatikan likuiditas portofolio serta fokus pada investasi di emiten dengan rating tinggi untuk memitigasi risiko kredit dan menjaga stabilitas imbal hasil. 

Ditambah lagi, dana pensiun bisa menerapkan strategi likuiditas dengan mengalokasikan sebagian portofolio ke instrumen pasar uang dan deposito untuk memastikan likuiditas yang cukup guna menghadapi peningkatan pembayaran manfaat pensiun.

"Dengan strategi ini, Dapen BCA berupaya menjaga pertumbuhan asetnya meskipun menghadapi tantangan peningkatan pembayaran pensiun dan dinamika pasar di tahun 2025," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper