Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) mencatat penyaluran pembiayaan perusahaan tumbuh sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada awal 2024.
Managing Director Mandala Finance Christel Lesmana mengatakan bahwa pembiayaan perusahaan masih didominasi oleh segmen konsumen.
"Saat ini pembiayaan Mandala masih didominasi oleh pembiayaan konsumen seperti motor baru dan bekas, mobil bekas, serta multiguna untuk berbagai kebutuhan, termasuk sebagai modal kerja bagi sektor produktif UMKM," kata Christel kepada Bisnis pada Kamis (20/2/2025).
Pertumbuhan pembiayaan perusahaan terjadi di tengah tren penurunan penjualan mobil secara nasional. Christel pun berharap akan ada stimulus yang dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini.
"Di tengah tren penjualan mobil yang menurun, kami berharap ke depannya akan ada stimulus yang dapat membantu mendorong pertumbuhan pembiayaan di tahun ini, antara lain melalui insentif pajak, subsidi kendaraan bermotor, serta penurunan suku bunga BI, percepatan digitalisasi industri pembiayaan, serta program dukungan untuk sektor produktif UMKM [Usaha Mikro Kecil dan Menengah]," paparnya.
Lebih lanjut, Mandala Finance tetap berkomitmen menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkelanjutan dengan menerapkan strategi yang terukur. Selain itu, demi mendorong pembiayaan tetap tumbuh dan berkelanjutan, Christel menyebut perusahaan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian yang tepat guna dalam menjaga portofolio bisnis yang sehat.
Baca Juga
"Kemudian melakukan diversifikasi portofolio, meningkatkan inovasi teknologi dalam produk dan layanan, serta melayani lebih banyak pelanggan dan masyarakat di Indonesia," kata Christel.
Pada 2024 lalu, berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, perusahaan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,41 triliun, jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,94 triliun.
Dari sisi aset, Mandala Multifinance mencatat total aset sebesar Rp32,59 triliun, meningkat dari Rp31,01 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan piutang pembiayaan konsumen serta investasi dalam saham dan entitas asosiasi.
Industri Otomotif
Seperti diketahui, industri otomotif tengah lesu pada awal tahun ini. Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor mencapai 557.191 unit pada Januari 2025. Angka tersebut turun 5,98% dibandingkan pada Januari 2024, yakni 592.658 unit.
Di sisi lain, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) juga mencatat penjualan mobil nasional turun pada Januari 2025.
Gaikindo mencatat total penjualan mobil secara wholesale mencapai 61.843 unit atau turun 11,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit.
Sementara itu, penjualan ritel juga turun 18,6% yoy menjadi 63.858 unit pada Januari 2025, dibandingkan 78.437 unit pada periode yang sama 2024. Dilihat secara bulanan, penjualan mobil secara wholesale juga mengalami penurunan 22,5% menjadi 61.843 unit pada Januari 2025, dibandingkan penjualan Desember 2024 sebanyak 79.806 unit.
Tak hanya itu, penjualan mobil ritel juga merosot 22,2% menjadi 63.858 unit pada Januari, dibandingkan Desember 2024 sebesar 82.094 unit. Gaikindo menetapkan proyeksi penjualan mobil sepanjang 2025 setidaknya sebanyak 900.000 unit atau naik sedikit dibandingkan 2024.