Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank pelat merah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) meyakini kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara akan menjadi katalis utama dalam mendorong perekonomian nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan bahwa Danantara telah menjadi langkah strategis pemerintah untuk memastikan optimalisasi sumber daya nasional secara lebih lebih efisien dan produktif.
Dengan pendekatan terintegrasi, Danantara diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah industri nasional, memperkuat sinergi BUMN, serta mengakselerasi hilirisasi sektor-sektor strategis yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, inisiatif tersebut akan memperkuat ekosistem ekonomi Indonesia secara lebih solid dan mampu mendorong daya saing di tingkat global.
“Sejalan dengan tujuan pembentukan Danantara untuk mengkonsolidasikan seluruh kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh BUMN, Bank Mandiri juga berkomitmen terus meningkatkan sinergi Mandiri Group,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Danantara dibentuk untuk mengonsolidasikan berbagai aset strategis nasional ke dalam satu entitas. Dengan strategi tersebut, kata Darmawan, pengelolaan aset negara dapat dioptimalkan untuk meminimalkan ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah dan mempercepat industrialisasi berbasis nilai tambah.
Baca Juga
Di samping itu, salah satu prioritas utama Danantara adalah mendukung industrialisasi nasional melalui hilirisasi. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan dampak ekonomi lebih luas, sekaligus meningkatkan daya saing industri.
Darmawan menyatakan bahwa Bank Mandiri akan berperan aktif dalam mengimplementasikan kebijakan Danantara melalui berbagai layanan keuangan, salah satunya menyediakan akses pendanaan yang lebih terarah dan efisien.
“Kami berharap, ke depan Bank Mandiri dapat terus berkontribusi dalam membangun perekonomian dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Bank Mandiri merupakan salah satu BUMN yang akan dikelola Danantara pada tahap awal. Namanya bersanding dengan perusahaan negara lain, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan MIND ID.
Presiden RI Prabowo Subianto diketahui telah meluncurkan Danantara pada Senin (24/2/2025). Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia ini akan menjadi superholding bagi 7 BUMN dengan total aset yang dikelola mencapai US$900 miliar.
Danantara nantinya akan memiliki dana investasi awal sebesar US$20 miliar yang bersumber dari realokasi anggaran dan langkah-langkah efisiensi. Pada tahun ini, lembaga baru itu menargetkan peluncuran 15 hingga 20 proyek.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan menyatakan pembentukan Danantara akan sejalan dengan kepentingan investor karena perusahaan terbuka di bawah naungannya dapat mengalami peningkatan efisiensi dan alokasi modal.
“Termasuk potensi untuk dividen yang lebih besar,” ucap Erindra dalam publikasi riset yang diterbitkan pada Selasa (25/2/2025).
Dia memperkirakan ada potensi kenaikan imbal hasil dividen untuk BMRI, BBNI, dan TLKM masing-masing menjadi 9,6%, 11,2%, serta 7,1% jika rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio naik menjadi 80%.
Dampak lain yang mungkin terjadi adalah percepatan penyelesaian aset bermasalah (non-performing loan/NPL) yang dapat meningkatkan kualitas aset bank-bank BUMN.