Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premi Industri Reasuransi Rp21,55 Triliun, Terkoreksi 7,8% pada 2024

Premi industri reasuransi mengalami penurunan sebesar 7,8% YoY dibandingkan Rp23,38 triliun pada 2023.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa total premi industri reasuransi pada 2024 mencapai Rp21,55 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 7,8% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp23,38 triliun pada 2023.

Beberapa lini bisnis mengalami penurunan perolehan premi, di antaranya asuransi pengangkutan barang (marine cargo) turun 6,9% YoY, asuransi penerbangan turun 26,4% YoY, asuransi rangka kapal (marine hull) turun 4,2% YoY, asuransi energi darat turun 6,8% YoY, asuransi rekayasa turun 18,5% YoY, asuransi tanggung gugat (liability) turun 4,3% YoY, asuransi kredit turun 26,1% YoY, dan asuransi lainnya (miscellaneous) turun 41,4% YoY.

Meskipun secara keseluruhan mengalami penurunan, asuransi properti masih menjadi lini bisnis dengan kontribusi premi terbesar, mencapai Rp9,55 triliun. Angka ini tumbuh 5% YoY dibandingkan Rp9,1 triliun pada 2023.

Asuransi kredit menjadi penyumbang premi terbesar kedua di industri reasuransi, meskipun kinerjanya mengalami penurunan 26,1% YoY menjadi Rp4,74 triliun dari sebelumnya Rp6,42 triliun. Selanjutnya, asuransi marine cargo menjadi penyumbang ketiga dengan premi Rp1,49 triliun, turun 6,9% YoY dari Rp1,6 triliun pada 2023.

Di sisi lain, lini bisnis dengan pertumbuhan premi tertinggi adalah asuransi kecelakaan diri (personal accident), yang meningkat signifikan sebesar 271,2% YoY menjadi Rp632 miliar pada 2024, dibandingkan Rp170 miliar pada 2023.

Dari sisi klaim, total klaim yang dibayarkan oleh industri reasuransi mencapai Rp8,84 triliun, turun 28,9% YoY dibandingkan Rp12,43 triliun pada 2023.

Lini bisnis properti mencatat klaim tertinggi dengan total Rp3,97 triliun, meskipun angka ini mengalami penurunan 8,6% dari Rp4,34 triliun pada 2023. Asuransi kredit menjadi penyumbang klaim terbesar kedua dengan nilai Rp2,7 triliun, turun 38,5% YoY dari Rp4,4 triliun.

Selanjutnya, asuransi marine hull mencatat klaim sebesar Rp506 miliar pada 2024, turun 3,1% YoY dari Rp522 miliar pada 2023. Sementara itu, klaim pada asuransi marine cargo justru meningkat 15,8% YoY menjadi Rp364 miliar dari Rp314 miliar sebelumnya.

Beberapa lini bisnis mencatat rasio klaim tertinggi, di antaranya asuransi surety bond (penjaminan) dengan rasio klaim 74,7%, asuransi kesehatan dengan rasio klaim 67,6%, dan asuransi marine hull dengan rasio klaim 64,1%.

Klaim asuransi surety bond mencapai Rp107 miliar, meningkat signifikan sebesar 453,4% YoY dari Rp19 miliar pada 2023. Sementara itu, klaim asuransi kesehatan mencapai Rp17 miliar, naik 34,8% dari Rp13 miliar pada tahun sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper