Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat bahwa total premi industri reasuransi pada 2024 mencapai Rp21,55 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 7,8% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp23,38 triliun pada 2023.
Beberapa lini bisnis mengalami penurunan perolehan premi, di antaranya asuransi pengangkutan barang (marine cargo) turun 6,9% YoY, asuransi penerbangan turun 26,4% YoY, asuransi rangka kapal (marine hull) turun 4,2% YoY, asuransi energi darat turun 6,8% YoY, asuransi rekayasa turun 18,5% YoY, asuransi tanggung gugat (liability) turun 4,3% YoY, asuransi kredit turun 26,1% YoY, dan asuransi lainnya (miscellaneous) turun 41,4% YoY.
Meskipun secara keseluruhan mengalami penurunan, asuransi properti masih menjadi lini bisnis dengan kontribusi premi terbesar, mencapai Rp9,55 triliun. Angka ini tumbuh 5% YoY dibandingkan Rp9,1 triliun pada 2023.
Asuransi kredit menjadi penyumbang premi terbesar kedua di industri reasuransi, meskipun kinerjanya mengalami penurunan 26,1% YoY menjadi Rp4,74 triliun dari sebelumnya Rp6,42 triliun. Selanjutnya, asuransi marine cargo menjadi penyumbang ketiga dengan premi Rp1,49 triliun, turun 6,9% YoY dari Rp1,6 triliun pada 2023.
Di sisi lain, lini bisnis dengan pertumbuhan premi tertinggi adalah asuransi kecelakaan diri (personal accident), yang meningkat signifikan sebesar 271,2% YoY menjadi Rp632 miliar pada 2024, dibandingkan Rp170 miliar pada 2023.
Dari sisi klaim, total klaim yang dibayarkan oleh industri reasuransi mencapai Rp8,84 triliun, turun 28,9% YoY dibandingkan Rp12,43 triliun pada 2023.
Lini bisnis properti mencatat klaim tertinggi dengan total Rp3,97 triliun, meskipun angka ini mengalami penurunan 8,6% dari Rp4,34 triliun pada 2023. Asuransi kredit menjadi penyumbang klaim terbesar kedua dengan nilai Rp2,7 triliun, turun 38,5% YoY dari Rp4,4 triliun.
Selanjutnya, asuransi marine hull mencatat klaim sebesar Rp506 miliar pada 2024, turun 3,1% YoY dari Rp522 miliar pada 2023. Sementara itu, klaim pada asuransi marine cargo justru meningkat 15,8% YoY menjadi Rp364 miliar dari Rp314 miliar sebelumnya.
Beberapa lini bisnis mencatat rasio klaim tertinggi, di antaranya asuransi surety bond (penjaminan) dengan rasio klaim 74,7%, asuransi kesehatan dengan rasio klaim 67,6%, dan asuransi marine hull dengan rasio klaim 64,1%.
Klaim asuransi surety bond mencapai Rp107 miliar, meningkat signifikan sebesar 453,4% YoY dari Rp19 miliar pada 2023. Sementara itu, klaim asuransi kesehatan mencapai Rp17 miliar, naik 34,8% dari Rp13 miliar pada tahun sebelumnya.