Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taspen Berencana Tambah Portofolio Saham saat IHSG Anjlok

Direktur Utama Taspen Rony Hanityo menyampaikan rencana untuk membeli berbagai saham dengan fundamental yang baik di tengah kondisi saat ini.
Petugas Taspen melayani salah satu penerima manfaat beberapa waktu lalu./Istimewa
Petugas Taspen melayani salah satu penerima manfaat beberapa waktu lalu./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Taspen melihat momentum untuk membeli saham dengan fundamental baik di tengah koreksi IHSG.

Pada hari ini, IHSG terkoreksi 9,19% pada perdagangan pertama usai libur panjang Lebaran, yang menyebabkan adanya penghentian transaksi sementara (trading halt).

Direktur Utama Taspen Rony Hanityo menyampaikan rencana untuk membeli berbagai saham dengan fundamental yang baik di tengah kondisi saat ini.

Melihat tekanan di pasar saham yang sudah terlalu dalam sehingga valuasi saham menjadi sangat murah, Taspen melihat momentum ini sebagai peluang untuk ekspansi dengan membeli saham dengan fundamental yang baik.

"Taspen sendiri berencana untuk membeli berbagai saham dengan fundamental yang baik, tentunya hal ini akan dilakukan dalam bertahap dalam jangka waktu yang panjang," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (8/4/2025).

Menurutnya, koreksi yang terjadi menunjukkan bahwa banyak saham-saham dengan valuasi murah, sehingga ini bisa menjadi entry point untuk masuk ke saham. Apalagi, IHSG sudah banyak terkoreksi sejak awal tahun ini.

Dia melihat dari perspektif valuasi ini sudah sangat murah dari sisi price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV), fundamental emiten-emiten saham juga solid. Kemeudian, kmampuan cetak laba sangat baik, arus kas juga dinilainya solid serta banyak yang memiliki dividend payout ratio (DPR) tinggi dan bahkan melakukan aksi korporasi untuk buyback saham.

"Ini saya harapkan bisa menjadi salah satu katalis sehingga tekanan pada IHSG harapannya bersifat temporer atau sementara waktu,” ungkapnya.

Rony juga menyampaikan investor tak perlu panik dan justru memanfaatkan kesempatan emas ini untuk membangun portofolio investasi.

Dipicu Tarif Trump

Dirut Taspen juga melihat koreksi tajam pasar saham di banyak negara, dan terjadi di BEI, dipicu faktor tunggal yakni kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).

Presiden Donald Trump pada 3 April 2025 mengumumkan akan memberlakukan tarif impor untuk berbagai produk dari berbagai negara mitra dagangnya.

“Ya memang sentimen eksternal sangat dominan dalam menggerakkan pasar saham. Apa yang dialami IHSG juga dialami oleh indeks saham dari berbagai belahan dunia. Saat kita libur, pasar saham di negara lain buka dan indeks sahamnya juga tertekan. Hal ini bukan merupakan suatu yang baru. Ini merupakan sebuah fenomena yang sudah diprediksi sebelumnya” ujar Rony.

Menurut Rony penetapan tarif impor oleh AS tersebut meski awalnya tidak diketahui berapa besarannya, tetapi sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden ke-47 AS sudah ada indikasi bahwa kebijakan proteksionis yang memicu perang dagang akan kembali digaungkan.

“Sejak awal memang stance kebijakan Presiden Trump bersifat proteksionis dan sudah diduga, respons pasar saham domestik memang lagging karena ada libur panjang. Namun, yang perlu digarisbawahi meski Indonesia terdampak juga seperti yang lain, pemerintah tidak tinggal diam dan mencari solusi terbaik, ditambah lagi pasar saham Indonesia sudah sangat murah secara valuasi," tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper