Bisnis.com, JAKARTA – Industri teknologi finansial terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya penetrasi yang semakin tinggi. Tak pelak, literasi dan edukasi kian penting.
Industri fintech dalam negeri diproyeksikan akan terus tumbuh. Berdasarkan laporan dari Mordor Intelligence, industri fintech Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai US$20,93 miliar atau sekitar Rp341,1 triliun.
Dari sisi transaksi aset kripto, data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Januari 2025 mencapai Rp44,07 triliun. Tingginya potensi dan volume transaksi di kedua sektor ini mencerminkan masa depan yang menjanjikan bagi industri fintech dan aset kripto di Indonesia.
Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengungkapkan, kolaborasi dan partisipasi aktif guna mendorong peningkatan kesadaran dan penetrasi aset kripto menjadi bagian dari komitmen mendukung kemajuan industri aset kripto di Indonesia.
"Potensi aset kripto masih sangat besar untuk itu kami akan melanjutkan program edukasi dan literasi ini yang diharapkan dapat memberikan informasi menyeluruh tentang aset kripto, potensi, dan risikonya,” jelasnya, Selasa (22/4/2025).
Aplikasi kripto. PT Pintu Kemana Saja (Pintu), terus memperluas program literasi dan edukasi mengenai aset kripto dan teknologi blockchain di Indonesia. Kali ini, Pintu berkolaborasi dalam dengan PT Espay Debit Indonesia Koe (Dana) selaku aplikasi dompet digital terkemuka di Indonesia.
Baca Juga
Director of Communications Dana Indonesia Olavina Harahap mendukung penuh program edukasi dan literasi yang dilakukan oleh Pintu. Sesuai dengan visi kami, edukasi adalah bagian dari upaya yang kami untuk terus meningkatkan literasi dan menyejahterakan keuangan masyarakat Indonesia.
"Diskusi mengenai aset kripto menjadi pembahasan yang menarik sekaligus menambah pengetahuan lebih dalam mengenai instrumen investasi kripto yang masih relatif baru namun terus mengalami perkembangan positif. Kami berharap kolaborasi edukasi antar industri tekfin yang inovatif bisa terus berjalan untuk menciptakan ekosistem digital yang aman, sehat, dan berkelanjutan.”