Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa saldo simpanan kelompok menengah ke atas atau pada rentang Rp2 miliar hingga Rp5 miliar menyusut pada Maret 2025. Hal ini berbarengan dengan kondisi pelambatan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.
Berdasarkan data distribusi simpanan LPS per Maret 2025 yang dikutip pada Selasa (6/5/2025), saldo tiering nominal simpanan itu tercatat minus 1% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), pada saat kelompok lainnya masih mencatatkan pertumbuhan.
Total simpanan tiering Rp2 miliar hingga Rp5 miliar ini mencapai Rp706,54 triliun atau setara dengan 7,8% dari total simpanan yang dicatat LPS sebesar Rp9.077,85 triliun per bulan ketiga tahun ini.
Dalam jangka waktu bulanan, realisasi nominal simpanan nasabah menengah ke atas itu juga terkoreksi 0,7%, kendati masih bertumbuh 2,7% dalam waktu satu tahun (year on year/YoY).
Sementara itu, tiering nominal lainnya membukukan pertumbuhan sepanjang tahun berjalan. Saldo nasabah dengan nominal di atas Rp5 miliar, misalnya, tumbuh 3,5% secara YtD hingga mencapai Rp4.879,05 triliun.
Di sisi lain, kelompok nominal terendah yakni di bawah Rp100 juta mencatkan pertumbuhan saldo 2,4% sepanjang tahun berjalan dengan total saldo Rp1.133,06 triliun.
Baca Juga
DPK Tumbuh Melambat
Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga pada Maret 2025 mencapai Rp8.725,6 triliun, tumbuh 4,7% YoY. Namun, torehan itu melambat dari pertumbuhan per Februari 2025 yang sebesar 5,6% secara tahunan.
Pelambatan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan DPK korporasi yang hanya tumbuh 9,7% YoY menjadi Rp4.204,1 triliun per Maret 2025, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 12,9%.
Di sisi lain, simpanan golongan nasabah perorangan menunjukkan perbaikan dengan tumbuh 1,1% YoY menjadi Rp4.116,1 triliun, usai terkontraksi 0,9% pada Februari 2025.
Menilik komponennya, tabungan tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp2.923 triliun per Maret 2025, melaju dari pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 7,4% YoY.
Namun demikian, giro dan simpanan berjangka tumbuh masing-masing sebesar 3,1% YoY dan 3,2% YoY menjadi Rp2.583,9 triliun dan Rp3.219,7 triliun pada bulan ketiga tahun ini. Capaian itu melambat dari 5,3% dan 4,4% pada bulan sebelumnya.