Bisnis.com, Jakarta — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyatakan optimismenya bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), termasuk dana murah atau current account savings account alias CASA akan tetap solid. Optimisme itu muncul seiring dengan adanya pelemahan simpanan nasabah menengah ke atas yang ditunjukkan data Lembaga Penjamin Simpanan alias LPS.
Executive Vice President BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA secara konsisten mengusung konsep hybrid banking untuk memberikan layanan secara holistik, baik di ekosistem online maupun offline, untuk dapat mempertahankan posisi di pasar dan senantiasa bertumbuh.
"Kami berharap pertumbuhan CASA dan DPK masih tetap solid ke depan, sejalan dengan volume transaksi yang terus bertumbuh," katanya kepada Bisnis, Rabu (7/5/2025).
Keyakinan tersebut tercermin pada tren peningkatan volume transaksi nasabah yang menunjukkan pertumbuhan. Menurut data BCA, hingga Maret 2025 total DPK secara konsolidasi tumbuh 6,5% secara tahunan (year on year/YoY), mencapai Rp1.193 triliun. CASA menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 8,3% (YoY) menjadi Rp979 triliun atau sekitar 82% dari total DPK.
“Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi. Frekuensi transaksi BCA secara menyeluruh tumbuh 19% [YoY] menjadi 9,9 miliar,” ujar Hera.
Adapun, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa saldo simpanan kelompok menengah ke atas atau pada rentang Rp2 miliar hingga Rp5 miliar menyusut pada Maret 2025. Hal ini berbarengan dengan kondisi pelambatan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.
Baca Juga
Berdasarkan data distribusi simpanan LPS per Maret 2025 yang dikutip pada Selasa (6/5/2025), saldo tiering nominal simpanan itu tercatat minus 1% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), pada saat kelompok lainnya masih mencatatkan pertumbuhan.
Total simpanan tiering Rp2 miliar hingga Rp5 miliar ini mencapai Rp706,54 triliun atau setara dengan 7,8% dari total simpanan yang dicatat LPS sebesar Rp9.077,85 triliun per bulan ketiga tahun ini.
Dalam jangka waktu bulanan, realisasi nominal simpanan nasabah menengah ke atas itu juga terkoreksi 0,7%, kendati masih bertumbuh 2,7% (YoY).
Sementara itu, tiering nominal lainnya membukukan pertumbuhan sepanjang tahun berjalan. Saldo nasabah dengan nominal di atas Rp5 miliar, misalnya, tumbuh 3,5% secara YtD hingga mencapai Rp4.879,05 triliun.
Di sisi lain, kelompok nominal terendah yakni di bawah Rp100 juta mencatkan pertumbuhan saldo 2,4% sepanjang tahun berjalan dengan total saldo Rp1.133,06 triliun.