Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Re Sebut RI Punya Daya Tarik Pasar untuk Menjadi Hub Reasuransi Global

Indonesia bisa menjadi hub reasuransi maka premi dari luar negeri bisa ditarik masuk ke Tanah Air.
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman
Peserta memperhatikan company profil BUMN reasuransi terbesar di Tanah Air dalam acara Indonesia Re International Conference 2023./ Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re melihat Indonesia memiliki peluang untuk bisa menjadi hub reasuransi global.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat mengatakan pasar Tanah Air memiliki daya tarik yang bagus bagi investor reasuransi global masuk ke dalam negeri.

"Indonesia dari pandangan pasar luar tetap merupakan sebuah pasar yang menarik, atraktif dari banyak sisi. Dari sisi populasi yang besar, ekonomi terus tumbuh, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terus berkembang," kata Delil kepada Bisnis, dikutip Senin (19/5/2025).

Selain itu, Delil melihat penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah dibanding produk domestik bruto (PDB) nasional juga menjadi peluang tersendiri. Apalagi, PDB Indonesia merupakan yang terbesar ke-16 dalam kelompok negara-negara G20 sedangkan penetrasi asuransi di Indonesia termasuk yang paling rendah di dunia dengan urutan sekitar ke-140.

"Jadi ada anomali di sini. Mestinya penetrasi asuransi sejalan dengan PDB. Artinya masih banyak ruang bertumbuh," tegasnya.

Delil menyoroti penetrasi asuransi di Indonesia saat ini juga masih tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand di mana masing-masing negara tersebut sudah berada di level kisaran 5% hingga 7%, sedangkan penetrasi asuransi di Indonesia masih berkutat di kisaran 1%.

"Jadi kita masih tetap menarik, jadi masuk akal bila ini disadari oleh pemerintah, oleh OJK kemudian regulator menyusun regulasi yang mendukung tumbuhnya Indonesia menjadi hub reasuransi global. Kalau tidak, bisa juga menjadi hub regional. Maka kita akan lihat premi akan mengalir ke dalam negeri dari luar sehingga risiko yang kita kelola dalam negeri bisa lebih terdiversifikasi," tandasnya.

Delil melanjutkan, ketika Indonesia bisa menjadi hub reasuransi maka premi dari luar negeri bisa ditarik masuk ke Tanah Air dan pada akhirnya bisa memperkecil defisit neraca reasuransi yang terus melebar dalam tiga tahun. Meski begitu, Delil memahami untuk menjadi hub reasuransi seperti Singapura atau Malaysia memang Indonesia masih butuh waktu.

Tapi setidaknya, Delil mengatakan Indonesia bisa mulai mengundang perusahaan reasuransi global untuk berkantor di dalam negeri, baik itu dengan lisensi kantor cabang atau perusahaan joint venture. Agar hal ini berjalan optimal, dia menyarankan perlu diatur ketentuan persentase kepemilikan yang bisa menjadi hak perusahaan domestik.

"Kalau terlalu besar kepemilikan lokal, seperti misalkan saat ini 20% justru menjadi penghambat berkembangnya perusahaan itu. Karena ketika mau tambah modal tidak ada partner lokal yang sanggup memberikan tambahan modal," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono mengatakan OJK sedang meninjau dan berkoordinasi dengan pemerintah untuk membahas regulasi yang dapat menarik minat investor reasuransi global masuk ke Indonesia.

"Untuk itu kami sedang mereview dan berkoordinasi dengan kementerian terkait, terkait dengan peraturan kepemilikan asing pada perusahaan reasuransi untuk bisa mendapatkan kelonggaran sehingga perusahaan reasuransi global bisa buka kantor di wilayah Indonesia," kata Ogi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper