Kinerja Bank
Empat emiten bank penghuni top 10 MSCI Indonesia Index di atas telah mengumumkan kinerja sepanjang semester I/2025, kecuali Bank Mandiri yang melakukan audit laporan keuangan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi satu-satunya bank dari tiga bank jumbo tersebut yang mencatatkan pertumbuhan laba. Bank swasta terbesar di Indonesia ini membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29 triliun per Juni 2025, naik 8% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Presiden Direktur BCA Hendra Lembong menyatakan pencapaian kinerja perseroan pada semester I/2025 ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga.
"BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7% YoY menjadi Rp42,5 triliun pada semester I 2025. Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6% YoY menjadi Rp13,7 triliun," ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu (30/7/2025).
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) alias BNI mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp10,09 triliun pada semester I/2025.
Pada periode sama tahun sebelumnya, BNI mencetak laba bersih Rp10,69 triliun. Dengan demikian, terjadi koreksi 5,58% secara tahunan (year on year/YoY).
Baca Juga
Mengutip laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 2,33% YoY dari Rp19,07 triliun menjadi Rp19,51 triliun hingga paruh pertama tahun ini.
Meski demikian, tekanan terjadi pada sejumlah pos pendapatan seperti pendapatan komisi turun 2,20% YoY ke angka Rp4,84 triliun, sementara pendapatan lainnya juga menyusut 1,01% YoY menjadi Rp2,83 triliun. Pada saat bersamaan, beban pencadangan alias impairment naik 9,82% menjadi Rp3,71 triliun.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) alias BRI membukukan laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,28 triliun pada semester I/2025.
Pada periode sama tahun sebelumnya, BRI mencetak laba bersih Rp29,7 triliun, sehingga terjadi koreksi 11,53% secara tahunan (year on year/YoY). Apabila memperhitungkan kepentingan non-pengendali, maka laba bersih periode berjalan BRI adalah sebesar Rp26,53 triliun pada Juni 2025.
Mengutip laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga bersih BRI sejatinya tumbuh 2,8% (YoY) dari Rp71,28 triliun menjadi Rp73,27 triliun hingga paruh pertama tahun ini.
Kendati demikian, BRI mencatatkan kenaikan sejumlah pos beban, seperti kerugian terkait risiko operasional yang naik dari Rp63,89 miliar menjadi Rp686,73 miliar. Beban pencadangan atau impairment juga naik 25,8% menjadi Rp23,27 triliun.
Adapun, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp19,65 triliun pada Mei 2025, tumbuh terbatas 0,13% YoY dari sebelumnya Rp19,63 triliun.
Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri tercatat tumbuh 4,2% YoY menjadi Rp31,7 triliun, sementara pendapatan berbasis komisi meningkat 13,21% menjadi Rp7,53 triliun. BMRI lantas mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.309,68 triliun pada bulan kelima tahun ini, tumbuh 13,63% YoY. Aset perseroan terkerek naik 9,86% YoY menjadi Rp1.922,57 triliun.
Dari sisi simpanan, DPK yang dihimpun Bank Mandiri mencapai Rp1.406,84 triliun per Mei 2025, tumbuh 8,54% secara tahunan dari angka Rp1.296,11 triliun.
Deposito perseroan melonjak 20,28% YoY menjadi Rp314,5 triliun, sementara dana murah tumbuh 5,58% YoY menjadi Rp1.092,33 triliun. Komposisi CASA ini menempati 77,64% dari total DPK Bank Mandiri.