Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaet Bank Asal Jerman, OJK Dukung BPD Kembangkan Kredit Mikro

Bank pembangunan daerah (BPD) mendapatkan dukungan dari bank yang bermarkas di Jerman, dalam pengembangan produk kredit produktif sebagai upaya meningkatkan peran dan daya saing BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah.
Ilustrasi/asbanda.com
Ilustrasi/asbanda.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank pembangunan daerah (BPD) mendapatkan dukungan dari bank yang bermarkas di Jerman, dalam pengembangan produk kredit produktif sebagai upaya meningkatkan peran dan daya saing BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mendukung BPD untuk meningkatkan kapasitasnya salah satunya melalui kerja sama Sparkassenstiftung fuer Internationale Kooperation (SBFIC) Jerman dengan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) untuk pengembangan kredit usaha mikro dalam rangka program transformasi BPD. Hal itu, sebagai salah satu upaya meningkatkan peran BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah.

SBFIC adalah bank tabungan yayasan kerja sama internasional asal Jerman yang mengemban misi mendukung lembaga keuangan yang mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan di tingkat lokal, regional atau nasional berorientasi perbankan.

Penandatanganan kerja sama dilakukan Principal Advisor SBFIC Indonesia Michael Kuehl dan Ketua Umum Asbanda Kresno Sediarsi. Kerja sama bantuan teknis dari SBFIC Jerman bertujuan untuk mendukung program transformasi BPD terutama dalam pengembangan produk kredit produktif sebagai upaya meningkatkan daya saing BPD maupun peran BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah.

"OJK mendukung kerja sama ini," demikian disampaikan Muliaman dalam sambutan seusai menyaksikan penandatanganan kerja sama antara SBFIC dan Asbanda di Kantor OJK, Jakarta, Kamis (15/6/2017).

Kerja sama bantuan teknis tersebut diharapkan dapat meningkatkan kompetensi BPD dalam penyaluran kredit produktif BPD serta peran BPD dalam memberdayakan usaha mikro di daerah.

Proyek bantuan teknis tersebut kemudian diimplementasikan pada 6 BPD untuk membantu mengembangkan dan menyalurkan kredit usaha mikro serta mendukung program transformasi BPD. Proyek tersebut dibiayai oleh German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ).

Sebelumnya, realisasi penyaluran kredit usaha mikro dari 6 BPD tersebut (BPD Sumut, BPD DIY, BPD Kalbar, BPD SulutGo, BPD Jateng, dan BPD Papua) per Maret 2017 mencapai Rp1,5 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 50.091 nasabah dan tingkat NPL sebesar 1,48% dari total KUM keenam BPD tersebut.

Kerjasama bantuan teknis tersebut dirasakan banyak memberikan manfaat antara lain:

  1. Meningkatkan peran BPD sebagai agen pembangunan ekonomi daerah melalui pemberian kredit produktif kepada usaha mikro,
  2. Mendorong inklusi keuangan dengan memberikan kesempatan usaha mikro memperoleh pembiayaan dari BPD,
  3. Memberdayakan usaha mikro di daerah dan membantu mengurangi kemiskinan,
  4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia BPD melalui alih pengetahun dan pengalaman dari SBFIC Jerman yang telah berpengalaman mengembangkan kredit usaha mikro di Jerman dan beberapa negara Asia Tenggara.
  5. Memperbaiki budaya dan pola pikir pegawai BPD dalam penyaluran kredit produktif dengan lebih menekankan analisis kredit pada arus kas usaha debitur daripada agunan.

Setelah enam BPD ini, proyek akan dilanjutkan dengan menggandeng BPD lainnya dalam pengembangan dan penyaluran Kredit Usaha Mikro tersebut dan kedepannya diharapkan BPD yang telah mengimplementasikan dapat mengalihkan dan menularkan pengetahuan dan pengalamannya kepada BPD lainnya.

Dengan adanya kerjasama tersebut, akan terjadi proses transformasi di BPD terutama dalam inovasi pengembangan produk dan layanan, peningkatan kompetensi SDM, serta perubahan budaya dan pola pikir pegawai BPD dalam penyaluran kredit produktif.

Sejak program transformasi BPD dicanangkan pada bulan Mei 2015 di Istana Negara, beberapa program transformasi telah diluncurkan antara lain melakukan sosialisasi kepada pemegang saham BPD dan pemangku kepentingan, program peningkatan kualitas layanan, penyiapan teknologi informasi, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan produk dana maupun perkreditan.

SBFIC didirikan tahun 1992 oleh grup keuangan terbesar di Jerman yaitu Sparkassen-Finanzgruppe dengan misi menularkan pengalaman bisnis Sparkassen kepada institusi keuangan serupa di negara berkembang lainnya.

Selama 200 tahun Sparkassen sebagai Bank Daerah di Jerman memberikan layanan keuangan non-diskriminatif untuk semua warga negaranya tanpa melihat tingkat pendapatan maupun kondisi keuangan mereka, termasuk menyalurkan UMKM di wilayahnya. Sejak awal Sparkassen juga mempromosikan tabungan di Jerman. Arti Sparkasse di dalam bahasa Indonesia adalah Bank Tabungan.

SBFIC telah memberikan lebih dari 200 proyek bantuan teknis pada lebih dari 80 negara dan saat ini sedang mengerjakan 34 proyek di 36 negara. Proyek bantuan teknis di Indonesia dimulai sejak tahun 2005 kepada BPD Aceh dalam penyaluran kredit channeling dari grup Sparkassen Jerman kepada pengusaha UMKM di Aceh yang terkena dampak tsunami dan BPD Aceh telah berhasil mengembangkan dan mengimplementasikan kredit usaha mikro sebagai bisnis barunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper